Kental Nostalgia, Kampung Kudang Mulya Ciawi Tasikmalaya Suguhkan Wahana Permainan Tradisional

Permainan Tradisional
Para pengunjung saat menikmati wahana permainan tradisional di Kampung Kudang Mulya Desa Pakemitan Kidul Kecamatan Ciawi, Senin 14 Juli 2025. (Istimewa For Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Di tengah derasnya arus digital dan dominasi permainan modern, warga Kampung Kudang Mulya, Desa Pakemitun Kidul, Kecamatan Ciawi, berinisiatif menghidupkan kembali keceriaan masa lalu lewat wahana permainan tradisional.

Inisiatif ini muncul dari kepedulian terhadap anak-anak masa kini yang lebih akrab dengan gawai dibandingkan dengan permainan rakyat yang sarat nilai kebersamaan.

Warga membangun beberapa wahana permainan berbasis kearifan lokal, seperti ayunan dan Asrod (Awi Sorosod), permainan tradisional yang terbuat dari anyaman bambu.

Baca Juga:Fauzian Faikal Siap Bawa Nafwa FC Salawu Gemilang di Festival Grassroots Tasik Raya Cup 3Anggota DPRD Jabar Arip Rachman Sosialisasikan Perda Pedoman Pelayanan Kepemudaan: Dorong Optimalisasi Pemuda

Wahana-wahana ini tak hanya sekadar sarana hiburan, melainkan juga representasi dari semangat menjaga tradisi dan memanfaatkan potensi lokal.

Salah satu tokoh penggerak inisiatif ini adalah Heri, seorang pengrajin bambu yang selama ini fokus membuat anyaman tradisional. Ia mengungkapkan bahwa dorongan untuk menciptakan wahana permainan ini muncul dari keprihatinannya melihat anak-anak yang semakin jauh dari permainan tradisional.

“Saya ingin menjadikan kampung ini tempat yang tidak hanya indah secara visual, tetapi juga produktif secara ekonomi dan budaya,” ujarnya kepada Radar, Senin 14 Juli 2025.

Heri menekankan bahwa seluruh wahana dibangun menggunakan bahan bambu tanpa tambahan material lain, hal itu demi menjaga nuansa tradisional yang otentik.

Keberadaan wahana permainan ini mulai menarik perhatian dari berbagai kalangan. Ramainya pengunjung yang datang untuk bernostalgia atau mengenalkan permainan tradisional kepada anak-anak mereka.

“Perlahan mulai membuka peluang ekonomi baru bagi warga. Pedagang makanan ringan dan jajanan tradisional pun turut merasakan manfaatnya, karena keramaian ini menciptakan pasar baru di tengah masyarakat,” bebernya, menjelaskan.

Lanjut dia, pengunjung tidak dikenakan biaya masuk untuk menikmati wahana yang ada. Mereka cukup membeli botol minuman sebagai bentuk kontribusi sederhana.

Baca Juga:Kuatkan Peran FKDM Kabupaten Tasikmalaya dalam Menjaga Keamanan: Bentuk FKDM Kecamatan dan DesaTubuh Mengingat Segalanya: Eksperimen Terapi Alternatif BCR Gunakan EEG untuk Ukur Efektivitas

“Pendekatan ini mencerminkan semangat gotong royong dan keterbukaan masyarakat dalam menyambut siapa pun yang ingin merasakan pengalaman unik ini,” ucapnya.

Heri berharap, seiring waktu, semakin banyak pengunjung yang datang dan membawa dampak positif terhadap ekonomi warga. Ia optimis bahwa kampungnya bisa menjadi contoh keberhasilan integrasi antara pelestarian budaya dan pemberdayaan masyarakat lokal.

0 Komentar