Mudir Pesantren Muhammadiyah Al-Furqon: Jangan Tinggalkan Generasi yang Lemah!

Pesantren Muhammadiyah Al-Furqon Tasikmalaya
Mudir Pesantren Muhammadiyah Al-Furqon Drs H Uum Syarif Usman, kedua dari kanan, saat serah terima santri baru dari perwakilan orang tua, Minggu, 13 Juli 2025. (Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Mudir Pondok Pesantren Muhammadiyah Al-Furqon Tasikmalaya, Drs H Uum Syarif Usman, mengungkapkan tentang sebuah peringatan keras bagi para orang tua.

Peringatan dikutipnya dari ayat Al Qur’an. Tepatnya Surah 4 An Nisa ayat 9. Dia kemudian membacakan ayat itu. Di depan ratusan orang tua santri baru Pesantren Muhammadiyah Al-Furqon Tasikmalaya.

“Kita tidak boleh meninggalkan generasi yang lemah!” tegas Uum Syarif Usman, Minggu, 13 Juli 2025, siang, di gedung serba guna pesantren.

Baca Juga:Konser Musik di Kota Tasikmalaya Terancam Batal: Tokoh Ini Sebut Ada Tiga Kelemahan Prosedur!18 Tim Bola Voli Putri Kota dan Kabupaten Tasikmalaya Beradu Skill di Taruna Mandiri Cup I

Di tempat berlangsungnya serah terima santri baru tahun ajaran 2025/2026, ratusan orang tua santri fokus menyimak.

Kang Uum, sapaan akrab mudir, mengatakan bahwa serah terima santri proses biasa. Serah terima dari orang tua ke pesantren.

“Supaya jelas pertanggung jawabannya. Kami akan bertindak sebagai orang tua. Terus membersamai anak-anak di pesantren,” tutur Kang Uum.

Sosok mudir yang tutur katanya lembut namun tegas, memaparkan kesiapan pesantrennya dalam menerima santri baru.

Mulai persiapan fasilitas makan, menu makan, tempat tidur, ruang belajar dan apa yang akan diajarkan kepada santri.

Menu ada daftar yang sudah sedemikian rupa penyesuaian. Baik kebutuhan gizinya dan selera anak-anak kekinian.

Soal makanan, Kang Uum minta agar para orang tua jangan ragu memberitahu. Misalnya kalau ada makanan yang tidak disukai anak.

Baca Juga:Soroti Kebijakan 50 Siswa Per Rombel, Legislator Kota Tasikmalaya Ini Minta Gubernur Jawa Barat Lebih Bijak543.015 Siswa di Jawa Barat Gagal Masuk SMA-SMK Negeri, 23 Ribu Kursi di Sekolah Negeri Masih Kosong

“Dulu ada anak yang tidak suka makan nasi. Pas diberi nasi ngabirigidig (takut). Kami ada konsultan lulusan gizi dan konsultan menu santri. Ditata sedemikian rupa,” jelas Kang Uum.

Zero Bullying (Perundungan)

Kang Uum kemudian mengungkapkan tentang siklus pembinaan santri di Pesantren Muhammadiyah Al-Furqon Tasikmalaya.

“Siklus siang hari berada dalam pertanggungjawaban wali kelas. Mulai pukul tujuh pagi sampai sore. Dari sore sampai pagi tanggung jawab wali kamar,” jelasnya.

Penetapan kelas para santri baru, lanjutnya, setelah selesai ta’aruf (perkenalan).

“Masa ta’aruf itu ditangani ustad dan ustadzah senior. Supaya ada proses perpindahan orang tua di rumah ke pesantren tidak terlalu jauh. Pembina yunior membantu suport aspek-aspek teknis. Tidak melibatkan santri senior untuk masa ta’aruf ini,” tandas Kang Uum.

0 Komentar