Dua Tempat Doa Mustajab Makkah dan Madinah, Begini Suasananya Usai Musim Haji

musim haji
Dr Lusi Nurhayati dan ibunya, Hj Yayat Suhayati, di pelataran Masjid Nabawi Madinah. (Istimewa for Radartasik.id)
0 Komentar

Sebelum ke Australia Budi Wiyarno, laki-laki pilihan hati Lusi, meminangnya. Beberapa waktu setelah menikahi, mereka harus berpisah.

Tapi kemudian suaminya ikut menyusul. Memilih berhenti sebagai dosen. Demi menemani istrinya di Australia.

Bulan madu pasangan muda ya di sana. Makanya anak cikalnya, Kasya, lahir di negeri Kanguru. Tiga adiknya Arun (perempuan), Arka dan Arsya lahir di kota gudeg, Yogyakarta.

Baca Juga:Belajar dari Negeri yang Menghormati Petani, Bukan MengabaikannyaAstra Honda Siap Lanjutkan Dominasi di Asia Road Racing Championship Motegi dengan CBR Series

Bagi Lusi pergi umrah bersama mamah sebuah kebahagian tersendiri. Setelah ditinggal bapak tahun 2017, mamah sendirian di Serang, desa kecil di Kabupaten Sumedang.

Umumnya orang tua, mungkin begitu. Lebih betah tinggal di rumah sendiri. Sekalipun harus sendirian. Kalau diajak oleh anak-anaknya, tidak betah lama. Minta pulang.

”Rumah tidak ada yang mengurus. Kalau dikosongkan sayang. Suka rusak,” begitu alasan mamah kepada anak-anaknya.

Suatu saat mamah pernah berkata kepada anak-anaknya. ”Mamah ingin sekali bisa ke tanah suci lagi. Ingin umrah,” katanya.

Mamah sesekali bercerita ke anak-anaknya kalau pulang. Pengalamannya berhaji tahun 2012.

Tahun itu jamaah haji dari kampungnya 8 orang. Mamah dan suaminya, H Bunyamin. Lalu kakak tertuanya almarhum Hj Rohanah.

Kemudian guru mamah sewaktu di sekolah rakyat, H Mahfud dan istrinya Hj Een Sukaenah. Istri gurunya itu sahabat satu kelasnya mamah.

Jamaah lainnya masih sahabat mamah. Dia Hj Awang. Paling muda di antara mereka yaitu. pasangan suami istri H Solihin dan istrinya Hj Shinta.

Baca Juga:Sinopsis Drakor Our Movie di Disney+: Semakin Besar Cintanya, Semakin Menyakitkan PerpisahannyaEkonomi Dunia Goyang, Tapi Indonesia Tumbuh! Ini Rahasia Ketahanan Fiskalnya dan Kekuatan Priangan Timur

Sebagian dari mereka sudah berpulang. Yakni suaminya, H Bunyamin. Lalu H Mahfud. Kakak cikalnya, Hj Rohanah, juga sudah tiada.

Terutama sepeninggal suami dan kakak tertuanya, mamah merasa hidupnya sunyi. Terasa ada yang hilang. Keinginan umrah jadinya begitu kuat. Ingin mengadu di tempat yang suci. Baitullah.

Umrah atau haji, tidak semua orang Islam mampu melaksanakannya. Bukan masalah biayanya saja. Tetapi izin dari pemilik Baitullah. Allah Swt.

Banyak kejadian, orang memiliki uang, kondisinya sehat. Tidak juga dapat berhaji atau umrah.

Ada seorang motivator nasional. Sudah ratusan orang dia umrahkan. Tapi belum juga dapat berangkat haji.

0 Komentar