RADARTASIK.ID – Transfer Theo Hernandez ke Al-Hilal resmi diumumkan, menandai akhir dari perjalanan enam tahunnya bersama AC Milan.
Namun, alih-alih perpisahan hangat yang penuh kenangan manis, ucapan selamat tinggal dari bek kiri asal Prancis itu justru memicu reaksi keras dari internal Rossoneri.
Pernyataan Theo di media sosial dinilai mengandung sindiran terhadap manajemen klub, yang dianggap tidak mencerminkan rasa terima kasih dan loyalitas terhadap tim yang telah membesarkannya.
Baca Juga:Wujudkan Tim Impian Fabregas, Como sudah Habiskan Rp2 Triliun di Sebelas Hari Bursa TransferDaftar 13 Tim yang Ditolak Inter Milan untuk Rekrut Pio Esposito
Theo kini bergabung dengan Al-Hilal, klub Arab Saudi yang dilatih Simone Inzaghi.
Ia menandatangani kontrak tiga tahun dengan gaji fantastis sebesar €20 juta per musim, setara dengan Rp352 miliar.
Sementara AC Milan menerima bayaran transfer senilai €25 juta atau sekitar Rp440 miliar.
Namun, seperti dilansir La Gazzetta dello Sport, bukan soal nilai transfer atau kepergian sang pemain yang menjadi sorotan utama, melainkan isi pesan perpisahannya.
Klub dikabarkan sangat kecewa dengan narasi yang dibangun Theo dalam unggahannya, yang secara tidak langsung mengkritik arah kebijakan Milan saat ini.
Padahal Milan melalui berbagai kanal resminya telah memberikan penghormatan terhadap jasa Theo.
Mereka merilis video kompilasi penuh kenangan—dari kemenangan krusial, raihan Scudetto, hingga peran penting sang bek dalam berbagai pertandingan besar.
Baca Juga:Punya Dana Segar Lebih dari 1 Triliun, Napoli Akan Angkut Bintang Manchester UnitedMatteo Moretto: AC Milan Ingin Duetkan Gimenez dengan Striker Rp707 Miliar Milik Chelsea
Klub memilih untuk tidak menyoroti momen-momen sulit, baik di dalam maupun luar lapangan, yang sebenarnya turut menjadi bagian dari perjalanan karier Theo di San Siro.
Namun, yang mengecewakan klub adalah ketika Theo, dalam pernyataannya, justru menekankan aspek negatif dari bagian akhir kariernya di Milan.
Ia menulis: “Terima kasih yang tulus kepada rekan-rekan satu tim saya, kepada setiap pelatih yang telah percaya kepada saya, dan terutama kepada Paolo Maldini, atas dukungan, visi, dan kepemimpinannya.”
“Arah yang telah diambil klub dan beberapa keputusan terbaru tidak mencerminkan nilai-nilai atau ambisi yang membawa saya ke sini. Sudah waktunya untuk menutup satu babak dan memulai yang baru,” tutupnya.
Pernyataan ini dinilai sebagai kritik terselubung terhadap manajemen Milan, terutama dalam hal arah proyek olahraga dan keputusan strategis pasca kepergian Paolo Maldini.