Konser Ruang Bermusik Menuai Polemik di Kota Tasikmalaya, Kontroversi Hindia Menjadi Sorotan

Konser ruang bermusik kota tasikmalaya
Potongan gambar poster konser Ruang Bermusik
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Agenda konser Ruang Bermusik 2025 di Lanud Wiriadinata Kota Tasikmalaya menuai polemik. Pasalnya musisi tersebut memiliki lagu dengan lirik-lirik yang kontroversi.

Di samping masalah perizinan belum ditempuh, rencana konser Ruang Bermusik saat ini menjadi perdebatan. Rencana Hindia atau Bhaskara Putra yang akan tampil menuai pro dan kontra.

Beberapa tokoh baik yang pro maupun kontra pun beberapa kali dipertemukan. Bahkan rencananya, akan ada pertemuan kembali hari Sabtu (12/7/2025) membahas polemik ini.

Baca Juga:Gimana Dong? Perizinan Konser Ruang Bermusik di Tasikmalaya Belum Ditempuh, Padahal Tiket Sudah Sold OutViral Video Anak Tertabrak Motor di Kota Tasikmalaya, Selang Sehari Pelaku Datang Minta Maaf

Sebagaimana pernyataan dari Abu Hazmi Sekretaris Almumtaz yang menilai penampilan dan lagu dari Hindia dinilai bisa berdampak negatif terhadap ideologi. Bahkan ada indikasi misi terselubung dengan kemasan seni atau lagu. “Ini siasat pembiusan ideologis yang halus,” katanya.

Maka dari itu pihaknya menolak Hindia dalam konser tersebut karena ada indikasi penyebaran faham sesat. Sehingga pihaknya tidak bisa membiarkan hal yang bisa menimbulkan kekufuran. “Membiarkannya sama dengan membuka pintu penyebaran dan penyusupan nilai kekufuran dan paham sesat ke dalam hati umat,” terangnya.

Sementara itu, Ketua Forum Bhineka Tunggal Ika Asep Rizal Asyari mendukung penyelenggaraan event yang bisa mendongkrak ekonomi kreatif. Karena dengan begitu kesejahteraan masyarakat bisa terdorong. “Sebagai pendapatan perekonomian juga UMKM,” katanya.

Ketika event tersebut dianggap menyesatkan, hal itu tinggal dikaji secara utuh dan dikomunikasikan. Sehingga tidak ada kesalahpahaman yang hanya didasari oleh asumsi. “Kalau di situ harus menghormati kearifan lokal, ya dikomunikasikan dengan baik,” ucapnya.

Namun penyelenggara juga harus bisa kooperatif dan bisa menghormati batasannya. Terlebih berkaitan dengan aturan yang tentunya harus diperdomani. Hal-hal yang dianggap menyalahi aturan, saya harap ini juga harus jelas konsekuensinya,” katanya.

Sementara itu, Rizki Ginanjar perwakilan penyelenggara menilai soal kontroversi mengenai Hindia baru sebatas opini dan asumsi. Karena hal tersebut sudah diklarifikasi oleh musisi tersebut di berbagai kesempatan. “Mereka sudah mengklarifikasi bahwa mereka bukan satanis di beberapa podcast yang ada di Indonesia,” katanya kepada wartawan.

0 Komentar