TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Di tengah ketidakpastian global yang masih menyelimuti perekonomian dunia, Indonesia terus menunjukkan daya tahan dan optimisme melalui kebijakan fiskal yang adaptif dan kredibel.
Forum ALCo (Asset and Liabilities Committee) Priangan Timur, yang mewakili seluruh unit vertikal Kementerian Keuangan di wilayah tersebut, baru saja merilis Kinerja dan Fakta (KiTa) APBN hingga 31 Mei 2025, menyoroti bagaimana peran fiskal menjadi landasan penting dalam menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi nasional.
Berdasarkan data dari BPS, perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 4,87% (yoy), dengan nilai Produk Domestik Bruto atas dasar harga berlaku (ADHB) mencapai Rp 5.665,9 triliun dan atas dasar harga konstan (ADHK) sebesar Rp 3.264,5 triliun.
Baca Juga:Honda Modif Contest 2025: Panggung Kreativitas Ribuan Modifikator IndonesiaPuncak Bogor Jadi Saksi Kemeriahan, Komunitas Scoopy Menginspirasi dengan Velocreativity
Kinerja ini menempatkan Indonesia di atas negara-negara tetangga seperti Malaysia (4,4%), Singapura (3,9%), dan Thailand (3,1%), bahkan lebih unggul dibanding Uni Eropa (1,6%) dan Amerika Serikat yang mengalami kontraksi sebesar -0,5%.
Penurunan Credit Default Swap (CDS) Indonesia menjadi 79,69 di akhir Mei, turun 17,34 poin dibanding bulan sebelumnya, menunjukkan persepsi risiko yang menurun terhadap perekonomian domestik.
Selain itu, pasar modal mencatatkan aliran modal asing masuk (net buy) sebesar Rp 5,53 triliun selama bulan Mei, dengan peningkatan IHSG yang signifikan.
Yield obligasi negara bertenor 10 tahun juga menunjukkan tren penurunan, mencerminkan keyakinan investor terhadap kredibilitas pengelolaan fiskal Indonesia.
Sampai akhir Mei 2025, penerimaan pajak di Priangan Timur telah mencapai Rp 402,19 miliar atau 26,57% dari target tahunan, dengan komposisi utama berasal dari Pajak Penghasilan, PPN & PPNBM, serta Pajak Lainnya.
Sektor administrasi pemerintahan menyumbang hampir setengah dari total penerimaan.
Sementara itu, penerimaan kepabeanan dan cukai mencapai 37,5% dari target, didominasi oleh cukai yang menyumbang 99,22% dari total penerimaan bea dan cukai.
PNBP dari pengelolaan aset dan piutang telah terealisasi sebesar Rp 2,36 miliar atau 31,47% dari target.
Pendapatan ini didorong oleh aktivitas lelang dan pemanfaatan aset negara.
Baca Juga:20 Tahun Lebih di Pasar Indonesia, ini 5 Alasan Kenapa Toyota Avanza Populer di IndonesiaKemenangan Bersejarah! M Kiandra Ramadhipa Dominasi ETC Prancis, Lagu Indonesia Raya Bergema
Di sisi lain, belanja pemerintah pusat di Priangan Timur telah mencapai Rp 1.224,90 miliar atau 35,59% dari pagu.
Alokasi belanja masih didominasi oleh belanja pegawai, sementara belanja modal menunjukkan ruang akselerasi lebih lanjut.