Alumni Unsil Kota Tasikmalaya Desak Pembenahan Moralitas Dosen

ketua alumni unsil - IKA Unsil
Taufiq Rohman, Tokoh IKA Unsil.
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Kasus dugaan pelanggaran menyangkut kekerasan dan pelecehan di Universitas Siliwangi (Unsil) tidak hanya menggegerkan civitas akademik kampus. Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Unsil juga terheran-heran. Mereka kaget dengan kasus yang terjadi, meski ini bukan yang pertama kali.

Salah satunya disampaikan Taufiq Rohman, tokoh Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Universitas Siliwangi sekaligus mantan Presiden Mahasiswa Unsil tahun 2007.

Dia menyampaikan kekecewaan mendalam atas kembali mencuatnya dugaan pelanggaran etik yang melibatkan dosen di lingkungan kampus. Ia menegaskan perlunya penindakan tegas serta pembenahan sistemik di kampus bestatus Badan Layanan Umum (BLU) ini.

Baca Juga:Dahlan Iskan Jadi Tersangka di Polda Jatim Soal Jawa Pos, Ini 7 Poin Klarifikasi dari Kuasa HukumTim Mojang Akademi Persib Bandung Berhasil Hattrick Juara di Piala Pertiwi!

“Kita dari alumni sangat kecewa dan prihatin mendengar kabar kedua kalinya. Kalau berbicara malu, atas nama almamater rumah sendiri ada oknum dosen yang berbuat demikian,” ujar Taufiq, Rabu (9/7/2025).

Menurutnya, kasus seperti ini menunjukkan tanda siaga satu di tubuh rektorat, terutama di bidang kepegawaian. Ia mengingatkan pentingnya sistem rekrutmen dosen agar tidak hanya menilai aspek akademik semata, melainkan juga mempertimbangkan integritas moral.

“Harus profiling, jangan sampai salah rekrut dosen. Jangan hanya parameternya akademik dia bergelar lektor kepala atau guru besar tapi moralitasnya tidak jadi pertimbangan. Cek track record-nya,” tuturnya.

Taufiq juga mengingatkan bahwa tugas dosen bukan semata mengajar, tapi juga mendidik. Ia kemudian menyinggung kemungkinan adanya praktik terstruktur yang perlu diwaspadai.

“Apalagi di Tasik kan darurat LGBT. Jangan-jangan ada model yang berlaku menyimpang juga. Wajib evaluasi di lingkungan dosen. Bila perlu tes urine,” katanya.

Taufiq juga mendorong mahasiswa untuk berani melawan segala bentuk ketidakadilan dan tidak tunduk pada tekanan, termasuk dari oknum dosen. Alumni, kata dia, siap menjadi garda pendukung.

“Kalau ada apa-apa, mahasiswa harus berani melawan kebatilan. Kalau dia benar, lawan dosen itu. Jangan mau ditindas. Bila perlu lapor ke kita. Alumni siap menampung aspirasi dari mahasiswa jika saluran pengaduan di kampus misalnya dirasa malu atau ragu. Alumni siap membela adik-adik,” ujar Taufiq yang juga menekankan bahwa IKA Unsil bersifat independen.

0 Komentar