“Inilah sebabnya saya berbicara tentang teknik,” pungkasnya.
Pernyataan ini mencerminkan pendekatan pragmatis, realistis, dan berorientasi pada hasil, khas seorang pelatih yang sudah kenyang pengalaman di level tertinggi.
Ia menghargai estetika, tetapi tidak memuja gaya bermain di atas segalanya—karena dalam sepak bola, yang abadi adalah skor, bukan pujian atas proses.
Hal ini jelas menjadi sebuah sinyal bahwa Milan musim ini akan tampil pragmatis. Mungkin tak terlalu menawan, tapi bisa jadi sangat efisien dan membosankan bagi penggemat.
Tetapi jika berujung pada trofi, semua akan dilupakan.