Kehadiran Luka Modrić yang akan tiba Agustus nanti, bersama Ricci, Loftus-Cheek, dan Musah, membuat lini tengah Milan cukup dalam dan bervariasi.
Mengenai bursa transfer, Allegri menyerahkan penuh kepada direktur olahraga Igli Tare.
Ia menyebut bahwa skuad saat ini sudah berisi 25 pemain dan tidak ingin buru-buru melakukan perubahan besar.
Baca Juga:Media Italia: 2 Tim Papan Atas Ganggu Rencana Juventus Datangkan Jadon SanchoVieri Nilai AC Milan Makin Lemah: Skuad Inter Dilahirkan untuk Juara
Namun, ia juga menyiratkan bahwa ada evaluasi menyeluruh, terutama di sektor pertahanan.
“Bek tengah kami punya karakteristik berbeda. Pavlovic, Tomori, Thiaw, dan Gabbia semua punya ruang untuk berkembang. Kami akan bekerja keras dan profesional agar mereka bisa meningkat,” tegasnya.
Mengenai rumor masa lalu dan tawaran dari klub lain, Allegri mengaku bahwa Milan selalu menjadi pilihannya.
“Saat Milan menelepon, saya langsung senang. Klub ini memberi saya Scudetto pertama. Sekarang saya ingin memberikan yang terbaik kembali,” ungkapnya.
Ia juga mengomentari soal pentingnya rasa hormat dari penggemar.
Menurutnya, satu-satunya cara mengembalikan kepercayaan publik adalah dengan kerja keras, profesionalisme, dan tentu saja hasil di lapangan.
Allegri menggambarkan sepak bola sebagai campuran seni, teknik, dan hasil akhir, sebuah permainan yang pada akhirnya dinilai dari kemenangan, bukan gaya.
Ia memberi contoh tentang Cristiano Ronaldo yang mencetak gol salto menawan: yang diingat publik bukan proses atau keindahannya, melainkan gol itu sendiri.
Baca Juga:Theo Hernandez Bukti Terbaru Kisah Cinta dengan AC Milan Tak Selalu Berakhir BahagiaLepas Douglas Luiz, Juventus Incar Gelandang Murah Meriah dari Tim Degradasi Liga Inggris
“Jika Anda menang, Anda orang baik, jika Anda kalah….Saya selalu memberi contoh. Ketika Ronaldo mencetak gol salto di Turin melawan kami, tidak ada yang mengingat aksinya kecuali golnya,” ucapnya.
Ia menyebut sepak bola sebagai seni yang dimainkan dengan kaki dan kepala, namun tetap mengingatkan bahwa permainan tim bisa runtuh oleh satu kesalahan kecil.
Allegri lalu mengilustrasikan bagaimana jika pemain sekali membuat kesalahan setelah operan berantai, semua kerja sama bisa runtuh.
“Sepak bola adalah seni, para pemain memilikinya di kaki dan kepala mereka. Ini adalah permainan tim dan saya setuju, tetapi jika 1 mengopernya ke 2, 2 mengopernya ke 3 dan 3 membuat kesalahan maka permainan tim sudah berakhir,” tuturnya.