Artikel ilmiahnya mencakup isu-isu strategis seperti politik uang, peran perempuan dalam demokrasi, kampanye politik Islam, dan komunikasi politik inklusif Muhammadiyah. Ia juga aktif mengembangkan literasi politik melalui pelatihan dan kuliah umum di berbagai kampus di Indonesia.
Meski sibuk dengan berbagai aktivitas, Neni dikenal tetap menjaga keseimbangan antara kerja intelektual dan kehidupan pribadi. Ia kerap tampil sebagai narasumber dalam pelatihan civic education, pembicara seminar, maupun diskusi publik di level lokal dan internasional.
“Sekali waktu ketika jadwal padat, saya tidak menolak kelelahan sehingga saya atur ritme dan tetap menjaga kesehatan agar tetap prima,” ungkapnya.
Baca Juga:Universitas Telkom Kolaborasi dengan Unsil Kenalkan Prompt CLEAR pada Aplikasi AIKartu SIMPATI Lahir Kembali, Perkaya Pengalaman Digital Pelanggan, Gratis Pilih Aplikasi Kesukaan!
Kiprah dan kontribusinya telah diakui secara luas. Ia pernah meraih juara 2 lomba menulis tingkat nasional bertema “Memutus Mata Rantai Korupsi di Pilkada” (2018); pemenang Call for Paper Electoral Governance in Indonesia (2019); penghargaan Inspiring Female Figure di Tasikmalaya (2023).
Neni Nur Hayati bukan sekadar akademisi. Ia adalah suara yang memperjuangkan demokrasi dengan konsistensi, keberanian, dan ketajaman berpikir—menginspirasi banyak orang untuk berani bersuara demi kebaikan publik dan kemajuan bangsa. (Ayu Sabrina B)