GARUT, RADARTASIK.ID – Tren kasus Demam Berdarah Dengue atau DBD di Kabupaten Garut terus menjadi perhatian serius sepanjang semester pertama tahun 2025.
Hingga akhir Juni, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Garut mencatat sebanyak 1.368 kasus DBD di Garut tersebar di berbagai wilayah, menyebabkan 7 warga meninggal dunia, sementara sisanya perlahan mulai pulih.
Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Garut, Asep Surachman, angka tersebut sebenarnya menunjukkan penurunan dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Baca Juga:Gedebog Pisang Disulap Jadi Serat Mahal, Warga Garut Bikin KagumDana Desa Dipakai Judi Online di Garut: Kades Sukasenang Ditahan Kejaksaan, Potensi Kerugian Rp 700 Juta
Pada semester pertama 2024, jumlah DBD di Garut mencapai sekitar 1.500 kasus, sedangkan sepanjang tahun tersebut total kasus menyentuh angka 3.200.
Asep memandang penurunan pada paruh awal tahun ini sebagai indikasi positif, yang membuka kemungkinan bahwa angka total kasus DBD di Garut hingga akhir tahun 2025 akan lebih rendah dibanding tahun sebelumnya.
Namun, ia juga mengungkapkan, cuaca yang tidak menentu, khususnya curah hujan tinggi, menjadi pemicu munculnya genangan air, yang kemudian menjadi tempat berkembang biak nyamuk penyebab DBD.
Selain itu, wadah-wadah air seperti bak mandi, kolam, tempat penampungan air (toren), serta kaleng-kaleng bekas turut menjadi lokasi potensial bagi jentik nyamuk Aedes aegypti.
Penyebaran kasus pun tidak terbatas di wilayah perkotaan saja.
Asep menjelaskan, saat ini penyebaran DBD di Garut sudah merata di seluruh wilayah, meski wilayah Garut Utara masih menjadi daerah dengan jumlah kasus terbanyak setiap tahunnya.
Jika sebelumnya dominasi kasus banyak ditemukan di wilayah perkotaan, kini pergeseran mulai tampak ke arah utara.
Sebagai langkah pencegahan, Asep menekankan pentingnya pola hidup bersih dan sehat, serta program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan metode 3M: menguras tempat penampungan air, menutup rapat wadah air, dan mengubur barang-barang bekas.
Baca Juga:Pembentukan Koperasi Desa Merah Putih di Kabupaten Garut Capai 100 Persen, Apa Langkah Selanjutnya?Alarm Bahaya! Perkotaan Garut Kurang Ruang Terbuka Hijau, Bagaimana DLH Selamatkan Kota dari Kepungan Beton?
Ia mengingatkan, fogging atau pengasapan hanya dilakukan sebagai upaya terakhir. ”Fogging ini sifatnya hanya membunuh nyamuk yang dewasa,” ungkapnya baru-baru ini. (Agi Sugiana)