Kelurahan Urug Disiapkan Jadi Sentra Kopi Digital, Kadin Kolaborasi dengan Universitas BTH

SAMBUTAN
Ketua Kadin Kota Tasikmalaya, Apt Asep Saepulloh SFarm MPH (tengah) saat memberikan materi kepada warga Kelurahan Urug, Kecamatan Kawalu, Rabu (2/7/2025)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Tasikmalaya mendorong pengembangan Kelurahan Urug, Kecamatan Kawalu, menjadi kelurahan binaan di sektor pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan, dan kehutanan.

Upaya ini dilakukan melalui kolaborasi strategis dengan Universitas Bakti Tunas Husada (BTH) Tasikmalaya, khususnya dalam penguatan aspek teknologi dan digitalisasi.

Ketua Kadin Kota Tasikmalaya, Apt. Asep Saepulloh SFarm MPH, mengungkapkan bahwa salah satu langkah awal yang tengah disiapkan adalah proyek percontohan penanaman kopi di atas lahan seluas sekitar 4 hektare milik yayasan yang berada di wilayah Kelurahan Urug.

Baca Juga:Universitas Telkom Kolaborasi dengan Unsil Kenalkan Prompt CLEAR pada Aplikasi AIKartu SIMPATI Lahir Kembali, Perkaya Pengalaman Digital Pelanggan, Gratis Pilih Aplikasi Kesukaan!

“Rencananya pilot project-nya kita akan menanami kopi di lahan yayasan yang luasnya empat hektare dan dalam penanamannya itu dibina oleh kita,” ujar Asep dalam kegiatan yang digelar di SMK Kehutanan Sobat Bumi, Rabu (2/7/2025).

Asep menjelaskan, pembekalan teknis awal akan diberikan kepada warga oleh pihak Universitas BTH. Meskipun detail terkait bibit kopi masih dalam tahap pembahasan, namun ia menegaskan bahwa pembinaan akan dilakukan secara terstruktur dan terintegrasi.

Untuk jangka panjang, Kadin berharap hasil dari pembinaan ini akan melahirkan produk kopi berkualitas yang mampu bersaing di pasar nasional bahkan internasional. Terlebih dengan dukungan dari kalangan akademisi, pengelolaan kopi di Urug diharapkan bisa ter-digitalisasi.

“Dengan kolaborasi bersama dunia pendidikan, ini ada sistem informasi, ada teknologi pangan dan sebagainya, harapannya bisa digitalisasi karena saya pernah melihat ada lada putih di Bangka, pekebunannya sudah bisa dikontrol secara digital melalui satelit sehingga si pembeli dari Belanda pun bisa melihat. Tentu hal ini untuk jangka panjang, tapi harapannya kita suatu saat bisa ke sana,” jelasnya.

Lebih dari sekadar produksi, Asep menekankan pentingnya membangun ekosistem yang melibatkan masyarakat, akademisi, dan pelaku usaha agar potensi lokal dapat berkembang maksimal.

“Nantinya kita akan memberdayakan masyarakat untuk mengelola kopi di lahan yang sudah tersedia. Tentu pengelolaannya itu tidak sembarang mengelola akan tetapi dengan kolaborasi dengan dunia pendidikan dalam hal ini Universitas BTH bisa terintegrasi secara digital,” pungkas Asep. (Fitriah Widayanti)

0 Komentar