TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Tantangan seorang dosen bukan hanya membangun wawasan dan intelektual mahasiswa di kampus, namun juga ketertarikan terhadap mahasiswa. Untuk menghindari hal negatif, dosen perlu menyadari batasan serta tanggung jawabnya dalam profesi yang dijalani.
Ketertarikan terhadap lawan jenis merupakan suatu hal yang manusiawi. Terlebih ada interaksi yang relatif cukup intens seperti guru dan murid atau dosen dan mahasiswa.
Apalagi di dunia kampus, di mana perkuliahan tidak diberlakukan pakaian seragam. Sehingga setiap mahasiswa punya keleluasaan lebih untuk berpenampilan semenarik mungkin selama masih dianggap sopan.
Baca Juga:Disebut Kapolres Aing! AKBP M Faruk Rozi Dinilai Pemimpin Ideal di Kota TasikmalayaKasus LGBT Bogor Harus Jadi Warning Untuk Pemerintah Kota Tasikmalaya
Hal itu menjadi pemicu ketertarikan baik itu antar mahasiswa atau pun dosen. Namun ketika tidak bisa mengendalikan ketertarikan, dampaknya bisa terjadi kasus kekerasan atau pun pelecehan.
Seperti yang saat ini terjadi di Kampus Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Di mana salah seorang dosen diberhentikan sementara karena diduga melakukan perbuatan negatif terhadap mahasiswanya.
Akademisi sekaligus dosen IAI Tasikmalaya Dr H Ajang Ramdani tidak menampik bahwa ketertarikan terhadap mahasiswi memang menjadi salah satu tantangan profesinya. Namun hal tersebut menurutnya hal wajar dan manusiawi.
“Tidak di kampus juga kalau tertarik dengan lawan jenis sangat bisa terjadi, manusia normal pasti punya ketertarikan dengan lawan jenis,” katanya.
Hanya saja, untuk dunia kampus memang agak berbeda karena intensitas tatap muka antara dosen dengan mahasiswa relatif, sering minimal seminggu sekali. Ditambah setiap tahun selalu hadir orang baru dengan daya tarik yang berbeda.
“Sebagai seorang lelaki, pastinya tertarik ketika bertemu dengan orang yang menarik baik dari sisi penampilan atau pun karakter,” tuturnya.
Apalagi tidak sedikit mahasiswi yang tampak cari perhatian khusus atau menunjukan ketertarikan yang sama. Meskipun hal itu hanya bercanda, atau memang karena faktor kebiasaan. “Karena kalau bicara fair, kadang dari mahasiswi juga kadang ada yang sikapnya tidak biasa, terlepas maksudnya apa,” ucapnya.
Baca Juga:Diduga Berbuat Negatif Kepada Mahasiswa, Dosen di Kota Tasikmalaya Diberhentikan SementaraNasib Dewan Kesenian Kota Tasikmalaya Bergantung Keputusan Musda
Namun setiap dosen harus menyadari tugas dan tanggung jawab profesinya. Sehingga harus menghindari interaksi yang berlebihan yang bisa memicu hal-hal negatif. “Paling penting ya harus sadar dulu tanggung jawab kita sebagai dosen,” ucapnya.