“Masalahnya bukan pada pelatih, tapi pada pemain. Lautaro tidak berbicara hanya untuk satu orang. Ada lebih banyak konflik di dalam tim yang harus diselesaikan,” ungkapnya.
Terakhir, Colonnese mengulas soal striker baru Inter, Boniface alias Bonny yang dinilainya belum jadi solusi instan bagi tim musim depan..
“Masalahnya bukan Bonny. Masalahnya adalah apakah Thuram ingin tetap menjadi Thuram. Kalau duet Lautaro dan Thuram dalam performa terbaik, mereka bisa mencetak 40 gol semusim,” tuturnya.
Baca Juga:Massimiliano Allegri Inginkan Dovbyk, AS Roma Bisa Ajak AC Milan Barter StrikerTotti dan Paolo Di Canio Sebut Pertikaian Lautaro Vs Calhanoglu Hancurkan Ruang Ganti Inter
“Bonny bukan ancaman saat Anda punya dua penyerang top,” pungkasnya.
Pada akhirnya, kekalahan Inter dari Fluminense ternyata membuka borok yang lebih dalam ketimbang sekadar kegagalan di turnamen.
Ketegangan antara pemain, sinyal retaknya ruang ganti, serta pertanyaan terhadap masa depan Chivu menjadi catatan besar yang perlu segera dibenahi oleh manajemen.
Jika tidak, Inter bukan hanya akan kehilangan arah di awal musim depan, tetapi juga kepercayaan dari para tifosi usai mengakhiri musim tanpa tropy.