RADARTASIK.ID – Kekalahan Inter Milan dari Fluminense dengan skor 0-2 di semifinal Piala Dunia Antarklub di Amerika Serikat memicu reaksi keras dari kapten tim, Lautaro Martinez.
Dalam wawancara seusai laga dengan SportMediaset dan DAZN, striker Argentina itu tak menahan emosinya.
Ia menyampaikan kritik terbuka terhadap sikap sebagian rekan setim dan mengirimkan pesan tegas: “Siapa pun yang tidak ingin bertahan, silakan pergi.”
Baca Juga:Diusir AC Milan Karena Makan Gaji Buta, Divock Origi Tuntut Pesangon Rp35 MiliarMassara Ganggu Rencana AC Milan Rekrut Bintang Club Brugge Pengganti Theo Hernendez
Pernyataan Lautaro ini langsung mencuri perhatian, terutama karena dikaitkan dengan situasi Hakan Calhanoglu, yang santer dikabarkan ingin hengkang ke Galatasaray.
Meskipun Lautaro tidak menyebut nama, nuansa sindiran terhadap gelandang asal Turki itu begitu terasa.
Apalagi, rumor transfer Calhanoglu makin kencang setelah ia meninggalkan kamp latihan Inter dan terlihat berada di Istanbul.
Lautaro mengakui performa tim sangat buruk, terutama di babak pertama.
“Kami tidak bermain maksimal, kami kebobolan cepat, dan mereka bertahan dengan baik. Di babak kedua kami mencoba bangkit, tetapi kami sudah kehabisan tenaga,” ujarnya dikutip dari Calciomercato.
Ia juga menyoroti kondisi fisik dan mental pemain yang sangat terkuras setelah menjalani musim panjang.
“Saya minta maaf kepada para penggemar dan semua yang datang ke sini. Sekarang saatnya istirahat dan mempersiapkan musim depan dengan lebih baik,” tambahnya.
Pesan paling keras Lautaro datang saat membahas komitmen para pemain.
“Pelatih sudah memberikan segalanya. Sekarang pesannya jelas: siapa pun yang ingin bertahan, bertahanlah. Siapa pun yang tidak ingin bertahan, pergi. Kami berjuang demi seragam penting ini dan demi tujuan besar,” tegasnya.
Baca Juga:Laga Dihentikan Karena Petir, Pelatih Chelsea Sebut Piala Dunia Antarklub di AS sebagai “Lelucon”Inter Milan Dominasi Daftar Striker Termahal Serie A, Pio Esposito Masuk 10 Besar
Dengan nada penuh emosi, Lautaro menekankan bahwa untuk tetap bersaing di level tertinggi, dibutuhkan hasrat dan semangat juang yang besar.
“Kami pernah jadi tim juara. Untuk tetap di puncak, Anda harus punya keinginan besar, bukan sekadar hadir di lapangan,” ucapnya.
Saat ditanya apakah ia merujuk pada pemain tertentu, Lautaro menolak menyebut nama, namun mengungkapkan kekecewaannya terhadap sikap sebagian rekan.
“Saya tidak akan menyebut nama. Tapi saya melihat hal-hal yang tidak saya sukai. Sebagai kapten, saya punya tanggung jawab. Kalau Anda tidak mau berjuang bersama kami, maka selamat tinggal,” jelasnya.