TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat tengah mempersiapkan penambahan rombongan belajar (rombel) di SMA dan SMK negeri mulai tahun ajaran 2025/2026.
Langkah ini diambil sebagai upaya untuk menekan angka anak tidak sekolah (ATS) yang hingga saat ini masih tinggi di wilayah Jawa Barat.
“Pak gubernur sebenarnya sedang membahas ini termasuk dengan Kadisdik se-Jawa Barat, permasalahan ATS kita Jawa Barat itu sangat tinggi, itu hampir 120 ribu siswa lebih,” ujar Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah XII, Dedi Suryadin SPd MPd saat ditemui Radar di ruangannya.
Baca Juga:Kartu SIMPATI Lahir Kembali, Perkaya Pengalaman Digital Pelanggan, Gratis Pilih Aplikasi Kesukaan!Di Tengah Efisiensi, Christian Mikhael Berhasil Membawa Aston Inn Tasikmalaya Jadi Terfavorit
Salah satu upaya konkret yang tengah dirancang adalah membuka ruang lebih besar bagi anak-anak dari keluarga miskin ekstrem.
Dedi menyebutkan bahwa Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi saat ini tengah mendiskusikan kemungkinan alokasi kuota rekrutmen prioritas bagi sekitar 45.000 siswa dari keluarga dengan kondisi ekonomi ekstrem di seluruh wilayah Jawa Barat.
“Nah pola pendidikannya, bisa di SMA Terbuka atau beliau mengadopsi yang dia lakukan di Purwakarta, yaitu sekolah integrasi,” terang Dedi.
Konsep sekolah integrasi yang tengah dirancang Pemerintah Provinsi Jawa Barat bertujuan untuk menambah kelas di wilayah-wilayah blank spot atau daerah yang belum memiliki sekolah menengah atas.
Kelas-kelas tersebut nantinya akan dibangun di sekitar lokasi SMP, namun secara administratif akan menginduk ke SMA terdekat.
Menurut Dedi, langkah ini merupakan salah satu solusi untuk menanggulangi tingginya angka anak tidak sekolah, meski hingga kini aturan pelaksanaannya masih dalam tahap penggodokan peraturan gubernur (pergub).
Dedi menjelaskan bahwa pemerintah telah menyiapkan berbagai kebutuhan pendukung, termasuk pembangunan fisik untuk mendukung program penambahan rombel. Akibatnya, kata dia, diperkirakan akan terjadi pergeseran anggaran guna menyesuaikan dengan kebutuhan pelaksanaan program tersebut.
Baca Juga:Universitas Telkom-Unsil Kolaborasi Kenalkan eLiveStock, Aplikasi Pengelolaan TernakAlhambra Hotel & Convention Gelar Aksi Donor Darah, Kontribusi Perusahaan untuk Masyarakat
“Karena kita mempertimbangkan sekolah swasta juga. Yang kaya-kaya mah biarkan saja ke sekolah swasta dan itu proporsional sifatnya,” ujar dia.
“Misal SMAN 1 tambah satu rombel, itu ada perhitungannya. Saya juga tidak tahu perhitungannya seperti apa. Jadi perhitungannya kondisi sarananya seperti apa? Daya pendukung SDM-nya seperti apa,” sambungnya.