Dua Nelayan Asal Pangandaran Hilang saat Mencari Lobster, Apa Tantangan Terberat Tim SAR Mencari Korban?

Nelayan Asal Pangandaran Hilang
Tim SAR gabungan mencari nelayan yang hilang di kawasan Cagar Alam Kabupaten Pangandaran, Minggu, 29 Juni 2025. (Istimewa for Radartasik.id)
0 Komentar

PANGANDARAN, RADARTASIK.ID – Dua nelayan asal Pangandaran hilang saat sedang mencari lobster di kawasan perairan Cagar Alam sejak Sabtu, 28 Juni 2025.

Peristiwa ini terjadi ketika mereka melaut menggunakan perahu tradisional untuk memasang jaring di wilayah perairan Cagar Alam Kabupaten Pangandaran.

Informasi yang diperoleh menyebutkan, tiga nelayan berangkat bersama pada pukul 15.30 menggunakan perahu katir untuk mencari udang karang atau lobster.

Baca Juga:Tabungan Siswa SDN 1 Mekarsari Mandek Ratusan Juta, Disdikpora Pangandaran Desak Pihak Sekolah Bantu BereskanRencana Revitalisasi Terminal Tipe B Pangandaran Ditunda, Anggaran Dialihkan ke Terminal Cikarang

Mereka adalah Megi Mustofa (27), warga Dusun Kamurang, Desa Babakan, Kecamatan Pangandaran; Yadi Atma (54), yang merupakan ayah Megi; dan Yogi Mustofa (20), adik dari Megi.

Namun nahas, dari ketiganya hanya Megi yang berhasil selamat.

Ketua SAR Barakuda Pangandaran, Sakio, menjelaskan, insiden hilangnya dua nelayan Pangandaran itu bermula ketika mesin perahu mereka mengalami kerusakan sekitar pukul 16.00 di dekat area bagang.

”Setelah (mesin perahu) diperbaiki dan kembali beroperasi, mereka melanjutkan aktivitas memasang jaring,” terang Sakio kepada Radartasik.id, Minggu, 29 Juni 2025.

Namun saat hendak memasang jaring kedua di sekitar perairan Batu Bodas, mesin perahu kembali bermasalah hingga terlepas, menyebabkan perahu kehilangan kendali.

Dalam upaya menyelamatkan perahu, Megi turun ke laut dan berusaha menarik perahu dengan tambang yang diikat pada pinggangnya.

Sayangnya, kuatnya arus laut menyebabkan Megi terpisah dari ayah dan adiknya.

Megi berhasil mencapai daratan dan mengikat perahu ke batu karang, lalu berusaha mencari kedua keluarganya.

Baca Juga:Pajak Hotel dan Restoran di Kabupaten Pangandaran Jadi Temuan BPK RI, Apa yang Akan Dilakukan Pemkab?Ada Kepala Kambing di Tengah Laut? Ini Makna di Balik Hajat Laut Basisir Pangandaran

Namun, karena kondisi sudah gelap dan cuaca memburuk, Megi akhirnya memilih kembali ke darat melalui jalur darat.

Di perjalanan pulang, Megi bertemu seorang warga dan segera melaporkan kejadian tersebut kepada Tim SAR Baracuda.

Laporan ini menjadi awal dimulainya upaya pencarian oleh tim SAR gabungan.

Hingga Minggu, 29 Juni 2025, tim SAR gabungan terus melakukan pencarian, baik melalui jalur laut dengan menggunakan perahu jukung, maupun dengan menyisir hutan di kawasan Cagar Alam.

Meski demikian, upaya pencarian menghadapi tantangan berat akibat gelombang laut yang besar serta cuaca yang tidak menentu, sehingga mempersulit proses evakuasi. (Deni Nurdiansah)

0 Komentar