Ia menambahkan, Iran telah lama berada di bawah embargo politik dan ekonomi, sehingga produk-produknya kerap ditolak di berbagai negara.
Anton menyatakan, sebenarnya Iran memiliki peluang untuk mengakhiri perang dengan kemenangan, yang diharapkan bisa menghentikan serangan Israel ke Palestina.
Namun, menurutnya, gencatan senjata justru memberi ruang bagi Israel untuk kembali menggempur Gaza.
Baca Juga:Pemprov Jabar Punya Utang Rp 330 Miliar ke BPJS Kesehatan, di Mana Letak Masalahnya?Anggota DPRD Jabar Dapil Tasikmalaya Minta Sekda dan Wagub Jawa Barat Perbaiki Komunikasi
Ia menilai, kecenderungan kepentingan geopolitik dan ekonomi tampak lebih dominan dibandingkan niat membela rakyat Palestina.
Gencatan senjata ini, lanjut Anton, seolah menjadi batas akhir perang, padahal penderitaan rakyat Palestina tidak sebanding dengan dampaknya.
Ia mengingatkan, ambisi Israel tidak hanya sekadar memperdaya rakyat Palestina, tetapi juga menguasai seluruh wilayah Palestina.
Sebagai pembanding, Anton menegaskan, Hamas tetap konsisten dengan ideologi perjuangannya.
Hingga kini, organisasi politik dan perlawanan di Palestina tersebut tidak pernah mengakui eksistensi Israel sebagai negara.
Meskipun gerakan mereka tidak besar, namun perlawanan dilakukan secara terus-menerus dan konsisten. (anb)