SMP Persis Gandok Luncurkan Buku Antologi Puisi Seranum Cinta, Hasil Karya Seluruh Siswa 

LAUNCHING BUKU
Acara launching buku antologi puisi SMP Persis Gandok berjudul Seranum Cinta. (Fitriah Widayanti/Radartasik.id)
0 Komentar

Proses penulisan puisi dimulai dari penguatan pelajaran Bahasa Indonesia, lalu dilanjutkan dengan pendampingan tentang cara menulis puisi, termasuk seminar. Setelah itu, dilakukan proses editing terhadap diksi yang digunakan oleh para siswa.

“Jadi karya mereka kami olah dulu sedikit, pemetaan dulu, baru di-launchingkan,” tuturnya. Wildan menyebutkan tantangan terbesar dalam proses ini adalah terkait gaya bahasa dan menjaga semangat siswa.

“Kemudian tidak semuanya memiliki minat ke arah sana, kemudian kami mencoba untuk mendorong terus meskipun satu dua penggal kalimat tapi itu bisa menjadi satu pencapaian yang lebih baik. Itu yang terus diupayakan,” ujarnya.

Baca Juga:Di Tengah Efisiensi, Christian Mikhael Berhasil Membawa Aston Inn Tasikmalaya Jadi TerfavoritUniversitas Telkom-Unsil Kolaborasi Kenalkan eLiveStock, Aplikasi Pengelolaan Ternak

Hal menarik dari peluncuran antologi ini adalah para siswa menyampaikan refleksi mereka kepada orang tua. “Jadi nyambung dengan antologi, mereka menyampaikan hasil belajarnya oleh mereka sendiri. Satu disampaikan melalui antologi, dua disampaikan kepada ayah bunda melalui presentasi,” katanya.

Ia menuturkan bahwa dengan cara ini, pihak sekolah ingin orang tua tidak hanya menerima laporan belajar dari wali kelas, tetapi juga langsung dari anak-anak mereka.

“Ini baru saya programkan di tahun ini untuk bekal nanti di tahun selanjutnya. Kalau sekarang sifatnya kelompok diskusi kecil, untuk tahun depan saya ingin seluruh santri presentasi di depan orang tuanya secara publik,” jelasnya.

Menurutnya, setiap anak memiliki kompetensi yang berbeda-beda, namun mereka disatukan dalam pola pembelajaran yang mencakup seluruh gaya belajar. Dari proses ini, karakter siswa turut dibentuk. “Nah ini salah satunya, mereka berpikir, merefleksikan,” katanya.

Selain berpikir kritis, karakter lain yang ingin dibangun adalah kolaborasi dan komunikasi. Oleh sebab itu, pihak sekolah mencanangkan agar setiap tahun ada karya yang dihasilkan oleh siswa.

“Entah itu buku atau apapun itu. Pokoknya di setiap tahun mesti ada refleksi pendidikan pembelajaran yang dibuat oleh santri. Jadi ini bukan pertama dan terakhir tapi terus berlanjut untuk karya-karya selanjutnya,” pungkasnya. (Fitriah Widayanti)

0 Komentar