Yeyen mengaku bahwa anaknya tidak memperoleh informasi mengenai tahap pertama SPMB, sehingga memilih untuk mendaftar pada tahap kedua setelah mengetahui adanya peluang tersebut.
Namun, ia mengungkapkan kekecewaannya terkait lamanya waktu tunggu dan ketidakjelasan nilai standar yang tidak muncul selama proses pendaftaran.
“Jika anaknya tidak diterima di sekolah negeri, ia tidak mempermasalahkan apakah anaknya akan melanjutkan pendidikan di sekolah swasta. Yang terpenting adalah niat anak untuk belajar, yang menurutnya tidak bergantung pada status sekolah negeri atau swasta,” ungkapnya. (riz)