Semakin Ditinggalkan Warga, Kalau Sampah Sering Menumpuk di Pasar Cikurubuk Kota Tasikmalaya

Pasar cikurubuk, dprs kota tasikmalaya
Anggota Komisi IV DPRD Kota Tasikmalaya Kepler Sianturi
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Lingkungan pasar tradisional yang kotor akan berdampak pada animo masyarakat untuk berbelanja. Begitu juga dengan pasar Cikurubuk yang statusnya menjadi pasar induk.

Seiring perkembangan zaman, dunia usaha perdagangan dituntut mengedepankan pelayanan. Di samping harga yang ekonomis, kenyamanan juga perlu diperhitungkan.

Dari prinsip tersebut, persoalan sampah yang kerap melanda Pasar Cikurubuk akan memberikan dampak pada minat pengunjung. Terlebih dengan perkembangan teknologi digital yang semakin menggerus eksistensi pasar tradisional.

Baca Juga:Kadishub Kota Tasikmalaya Diminta Sering Jalan-Jalan Malam Hari, Supaya Merasakan Jalur GelapAda Insinerator Bekas di Pasar Cikurubuk Kota Tasikmalaya, Dulu Sampah Langsung Diproses

Anggota Komisi 2 DPRD Kota Tasikmalaya Kepler Sianturi mengatakan pasar tradisional sudah harus melakukan pembenahan. Supaya minat masyarakat untuk datang berbelanja tetap terjaga.

“Kalau pasarnya kumuh ditambah masalah tumpukan sampah, minat warga belanja ke pasar akan semakin berkurang,” ungkapnya kepada Radar, Senin (23/6/2025).

Meskipun harga-harga di Pasar Cikurubuk relatif murah, hal itu belum cukup untuk menjaga minat warga. Karena tidak semua pembeli mencari harga yang murah ketika berbelanja. “Buktinya banyak warga ekonomi biasa-biasa saja tapi memilih belanja ke supermarket,” ujarnya.

Ditambah lagi tren belanja online yang sudah banyak dipilih oleh masyarakat. Hal tersebut bisa semakin mengurangi minat warga untuk berbelanja di pasar Cikurubuk. “Pada akhirnya yang rugi para pedagang di pasar, karena pasar Cikurubuk semakin tertinggal dibanding pasar modern,” tuturnya.

Maka dari itu Dinas KUMKM Perindag Kota Tasikmalaya harus mampu menciptakan suasana pasar yang nyaman. Salah satunya yakni menjaga lingkungan pasar agar tetap bersih. “Meskipun pengelolaannya ada di Dinas Lingkungan Hidup (DLH), artinya komunikasi yang perlu dibangun supaya ada langkah solutif,” katanya.

Dia pun sepakat jika ada pengelolaan sampah mandiri di Pasar Cikurubuk. Supaya bisa meminimalisir potensi terjadinya tumpukan sampah karena terlambat pengangkutan. “Jika itu bisa menjadi solusi, ya laksanakan,” katanya.

Lebih jauh lagi, hal ini akan berdampak pada keuangan daerah di sektor pasar. Karena berkembangnya pasar pada akhirnya akan berdampak pada Pendapatan Asli Daerah (PAD). “Dari retribusi pedagangnya, retribusi sampahnya, sampai retribusi parkir, itu kan potensi PAD semua,” tandasnya.(rangga jatnika)

0 Komentar