Komunitas Sahabat Sejalan dan HMI Unsil Kolaborasi Membangun Kesadaran Sosial di Tengah Kota Tasikmalaya

makeup
Sejumlah mahasiswa saat membagikan makanan kepada warga pemerlu perhatian sosial di sejumlah titik pusat kota, Sabtu (21/6/2025) sore. (IST)
0 Komentar

“Seharusnya program-program pemerintah berjalan sinergis, bukan saling pamer anggaran tapi minim kebermanfaatan bagi mereka yang benar-benar membutuhkan,” ucapnya.

Namun lebih dari sekadar bantuan fisik, mereka ingin menghadirkan ruang harap—sebuah ruang spiritual kolektif yang menegaskan esensi menjadi manusia.

“Jika kau mampu merasakan deritamu, kau hidup. Tapi jika mampu merasakan derita orang lain, kau manusia,” ujar Zilzia, mengutip nilai yang menjadi napas gerakan ini.

Dia pun menepis stigma bahwa perlawanan selalu identik dengan anarki.

Baca Juga:7,3 Juta Peserta PBI JKN Dinonaktifkan, Pemerintah Pastikan Pengganti dari Warga MiskinParah! Dua Pemuda di Kota Tasikmalaya Ini Sembunyikan 4 Dus Miras di Mushola

“Rebel bukan berarti anarkis. Mereka ada karena negara gagal mencerdaskan kehidupan bangsa. Maka merangkul mereka adalah bentuk cinta Tuhan kepada manusia,” pungkasnya.

Di tengah jalanan yang sibuk dan langkah orang-orang yang terburu, sekelompok pemuda ini mencoba menumbuhkan sesuatu yang lebih bernilai dari sekadar belas kasihan: kemanusiaan. Bukan belas kasihan yang datang dari atas ke bawah, tapi rasa persaudaraan yang lahir dari panggilan hati, setara, dan saling memanusiakan. (Firgiawan)

0 Komentar