MKKS SMA Kota Tasikmalaya Soroti Penempatan Siswa Jalur KETM Saat SPMB: Tahun Ini Banyak yang Tidak Diisi

Ketua MKKS SMA Kota Tasikmalaya
Drs Dadan Ahmad Sofyan MPd, Ketua MKKS SMA Kota Tasikmalaya. (foto:sman7tasik.sch.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA Kota Tasikmalaya, Drs Dadan Ahmad Sofyan MPd, menyambut baik kebijakan pemerintah yang mengarahkan siswa yang tidak tertampung di sekolah negeri untuk melanjutkan pendidikan ke sekolah swasta. Langkah ini dinilainya sebagai solusi agar tidak ada siswa yang putus sekolah.

“Ya, positif kita mah, karena swasta harus dikuatkan supaya tidak ada yang putus sekolah. Saya setuju kalau itu,” ujar Dadan saat ditemui Radar Tasikmalaya di ruang kerjanya, Rabu (18/6/2025).

Namun demikian, Dadan mengingatkan agar pengalihan siswa tidak hanya diarahkan ke sekolah swasta besar dengan biaya tinggi.

Baca Juga:Parah! Dua Pemuda di Kota Tasikmalaya Ini Sembunyikan 4 Dus Miras di MusholaTerkait Perpanjangan Jabatan Sekda Tasikmalaya, Ade Menandatangani, Cecep Akan Mengevaluasi!

“Tapi swastanya jangan nyari yang hebat seperti Penabur, As-Sunnah, Al Muttaqin yang sampai puluhan juta. Kan swasta yang lain juga banyak,” ucapnya.

Terkait 922 siswa dari jalur Keluarga Ekonomi Tidak Mampu (KETM) yang terancam gagal masuk SMA Negeri, Dadan menjelaskan bahwa penyebab utamanya adalah penempatan yang tidak sesuai dengan minat siswa.

“KETM itu gimana nggak gagal, pertama, ditunjuk. Misalkan anaknya ingin ke SMK, tapi sudah diplot ke SMA. Kan tidak mungkin,” ucapnya.

Ia mengaku MKKS tidak bisa berbuat banyak soal ini, karena tugas mereka hanya sebatas pelaksana.

“Kami hanya memberitahukan ke Bandung (Dinas Pendidikan Provinsi), kenyataannya seperti itu. Sekadar temuan, kalau tindak lanjutnya kami juga tidak tahu,” jelas Dadan.

Kepala SMAN 7 Tasikmalaya itu juga menyampaikan keprihatinannya terhadap persoalan mendasar dalam PPDB SMA jalur KETM. Alih-alih memanfaatkan jalur afirmasi sebagai peluang untuk keluar dari lingkaran kemiskinan, sebagian justru terjebak dalam mentalitas pasif yang hanya menunggu uluran bantuan.

Menurutnya banyak siswa kurang mampu dari kategori Penyasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) yang kukuh ingin melanjutkan pendidikan ke sekolah di luar jalur KETM yang ditentukan sistem SPMB. Ketika gagal masuk ke sekolah yang dituju, mereka pun memilih tidak melanjutkan pendidikan. Padahal jalur afirmasi atau KETM di sekolah lain masih tersedia.

Baca Juga:Sekolah Swasta di Priangan Timur Bingung Soal Teknis Sekolah Gratis yang Diputus Mahkamah KonstitusiGubernur Jabar Minta Cecep-Asep Bangun Boboko Raksasa di Tasikmalaya!

“Untuk tahun ini, (jalur afirmasi P3KE) banyak yang tidak diisi juga karena memang orang tuanya tidak mampu jadi semangat anaknya untuk melanjutkan juga tidak ada. Kebanyakan pola pikirnya itu pola pikir miskin. Inginnya diberi terus. Jadi nggak maju-maju,” kritiknya.

0 Komentar