Balita Sakit Parah, Puskesmas Pangandaran Tak Beri Ambulans, Dirujuk Pakai Sepeda Motor, Akhirnya Meninggal

puskesmas pangandaran
Sekretaris Komisi IV DPRD Kabupaten Pangandaran, Ade Ruminah (kiri), menemui kedua orang tua balita yang meninggal, Kamis, 19 Juni 2025. (Deni Nurdiansah/Radartasik.id)
0 Komentar

PANGANDARAN, RADARTASIK.ID – Tragedi memilukan menimpa pasangan Agus Rohmanto (35) dan Yani Supriatin (47) setelah anak balita mereka meninggal dunia pada Minggu dini hari, 8 Juni 2025.

Keluarga menduga kematian buah hatinya disebabkan oleh keterlambatan penanganan medis di Puskesmas Pangandaran.

Yani, sang ibu, mengaku kecewa dan meminta pertanggungjawaban atas dugaan kelalaian yang terjadi. ”Jangan sampai kejadian ini terulang lagi ke orang lain,” ucapnya kepada Radartasik.id saat ditemui di rumahnya, Kamis, 19 Juni 2025.

Baca Juga:Bye-Bye Uang Tunai! Sistem Booking Tiket Online Objek Wisata Pangandaran Bakal DiterapkanDuit Sudah Turun dari Pusat, Tapi Gaji ke-13 PNS Pangandaran Belum Cair, Ada Apa?

Menurut penuturannya, pada Sabtu sore sekitar pukul 16.00, ia membawa bayinya yang mengalami demam tinggi hingga suhu tubuh mencapai 40 derajat Celcius ke Puskesmas Pangandaran.

Di sana, anaknya hanya diberi obat diare, namun upaya pemasangan infus tidak berhasil, dan bayi yang sudah kesulitan bernapas tidak segera diberi oksigen.

Ketika waktu Salat Isya tiba, petugas Puskesmas Pangandaran menyatakan bahwa tidak ada ruangan rawat inap yang tersedia dan menyarankan agar pasien dibawa ke Klinik Budiman.

Sayangnya, keluarga tidak difasilitasi ambulans, sehingga mereka terpaksa membawa anaknya dengan sepeda motor.

Setibanya di Klinik Budiman, bayi tersebut langsung ditangani oleh dokter dan dipasangi oksigen.

”Jadi, pelayanan di puskesmas itu telat. Sementara di Klinik Budiman juga ada perawat yang bilang, ’kenapa anaknya sudah begini baru dibawa?’. Saya bilang, ’enggak tahu’,” jelasnya.

Karena khawatir akan terjadi kejang, pihak klinik merujuk pasien ke RSUD Pandega Pangandaran menggunakan mobil ambulans.

Baca Juga:Anggota Serikat Petani Pasundan di Pangandaran Diduga Dikeroyok, Walhi Jabar MengecamPara Kepala Desa di Kabupaten Pangandaran Perkuat Pemahaman Pengelolaan Anggaran untuk Cegah Praktik Korupsi

Setelah sempat mendapat perawatan, bayi malang itu meninggal dunia pada Minggu pukul 04.16 WIB.

Menanggapi peristiwa ini, Kepala Puskesmas Pangandaran dr Indah Adhiarini Sukma menyampaikan, pasien memang datang pada Sabtu sore dan langsung dilakukan anamnesa.

Ia mengungkapkan, balita tersebut mengalami demam tinggi dan diare.

Suhu tubuh anak tercatat mencapai 40,2 derajat Celcius.

Melihat kondisinya yang lemah, pihak Puskesmas Pangandaran menawarkan perawatan inap dan keluarga menyetujuinya, termasuk tindakan injeksi.

Namun, setelah beberapa kali mencoba, upaya pemasangan infus gagal akibat kondisi pasien yang mengalami dehidrasi.

Pihak Puskesmas Pangandaran kemudian memberikan terapi penurun panas berupa paracetamol suppositoria dan menunggu kondisi membaik untuk mencoba kembali infus.

0 Komentar