Anggaran Revitalisasi IPAL TPA Ciangir Kota Tasikmalaya Tak Sama, UPTD dan Dewan Ungkap Versi Berbeda

anggaran IPAL TPA Ciangir
Kiri: Kepala UPTD TPA Ciangir Deni Indra, Kanan: Ketua Komisi III DPRD Kota Tasikmalaya Anang Sapaat. (Ayu Sabrina/Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Anggaran revitalisasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Ciangir menyisakan polemik. Pasalnya, dua pejabat publik menyampaikan nilai anggaran berbeda, dengan selisih mencapai Rp600 juta.

Plt Kepala UPTD Pengelola TPA Ciangir, Deni Indra, menyebut bahwa total anggaran revitalisasi IPAL yang tersedia saat ini sebesar Rp3,9 miliar. Dana tersebut sudah termasuk biaya perencanaan dan pengawasan proyek, yakni untuk penyusunan Detail Engineering Design (DED) dan pengawasan pelaksanaan.

“Rp100 juta untuk penyusunan DED dan Rp100 juta lagi untuk pengawasan. Jadi sisanya untuk fisik kegiatan,” jelas Deni saat dikonfirmasi Radar Tasikmalaya, Selasa (17/6/2025).

Baca Juga:Parah! Dua Pemuda di Kota Tasikmalaya Ini Sembunyikan 4 Dus Miras di MusholaTerkait Perpanjangan Jabatan Sekda Tasikmalaya, Ade Menandatangani, Cecep Akan Mengevaluasi!

Namun, pernyataan berbeda diungkapkan Ketua Komisi III DPRD Kota Tasikmalaya, Anang Sapa’at. Ia mengatakan, anggaran yang telah dikucurkan oleh pemerintah untuk proyek revitalisasi IPAL itu berjumlah Rp4,5 miliar, dan sudah turun sejak Maret 2025.

“Anggaran sudah turun sebesar Rp4,5 miliar sejak Maret lalu. Tapi hingga sekarang, pertengahan Juni, belum juga terlihat progres signifikan,” ungkap Anang kepada Radar, usai menerima massa aksi yang mengkritisi lambannya penanganan limbah di Ciangir, pekan lalu.

Dengan dua angka yang berbeda tersebut, muncul selisih sebesar Rp600 juta, yang hingga kini belum dijelaskan secara resmi perbedaan perhitungannya.

Penaburan Probiotik Sementara

Sambil menunggu pengerjaan fisik, UPTD TPA Ciangir mengaku tetap melakukan penanganan sementara terhadap kondisi IPAL yang sudah lama dikeluhkan warga. Sejak akhir Desember 2024, mereka mulai menaburkan probiotik sebanyak 40 liter per minggu ke bak IPAL yang bermasalah.

“Fungsinya untuk mengurangi polutan lindi yang ada di licit. Ini semacam langkah darurat sambil menunggu pengerjaan fisik IPAL berjalan,” terang Deni.

Ia menyebut, target akhir dari proyek revitalisasi IPAL ini adalah Desember 2025. Adapun penyusunan DED yang diajukan sejak awal Maret 2025, rampung pada 20 Juni 2025. Meski demikian, proses pelelangan fisik proyek sudah dimulai sejak pekan lalu, meski belum sepenuhnya sempurna.

“Kami masih menunggu pengesahan DED dari Provinsi. Jika sesuai rencana, pengerjaan fisik bisa dimulai pada Juli atau Agustus 2025,” kata Deni.

0 Komentar