Garut Kirim Dua Siswa ke Barak Militer, Terdaftar di Kategori Tawuran dan Geng Motor

barak militer
Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah XI Provinsi Jawa Barat, Aang Karyana, saat diwawancara wartawan. (Agi Sugiana/Radartasik.id)
0 Komentar

GARUT, RADARTASIK.ID – Pemerintah Provinsi Jawa Barat kembali menggelar program pendidikan barak militer sebagai bentuk konkret pembinaan karakter remaja.

Program ini merupakan inisiasi Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, dengan tujuan utama membentuk generasi muda yang disiplin, mandiri, serta memiliki jati diri kuat sebagai penerus bangsa.

Pendidikan militer ini bukan berorientasi pada militerisasi dalam konteks peperangan, melainkan pendekatan edukatif berbasis kedisiplinan dan pengembangan diri.

Baca Juga:58 Tim Tempur di Piala Persigar 2025, Garut Siapkan Wakil ke Level NasionalDelapan Jabatan Setingkat Kepala Dinas di Garut Masih Kosong, Siapa yang Layak Menduduki?

Program ini dihadirkan sebagai jawaban atas kekhawatiran maraknya tindakan brutal dan kriminalitas di kalangan remaja.

Negara, bersama dengan orang tua, dipandang memiliki tanggung jawab kolektif untuk menanggulangi persoalan tersebut melalui intervensi yang terstruktur dan sistematis.

Kegiatan dalam barak militer mencakup latihan fisik, aktivitas seni, pengembangan minat dan bakat, serta pembentukan pola hidup sehat.

Para peserta dibiasakan menjalani rutinitas teratur—dari jam makan hingga penghindaran terhadap rokok dan zat adiktif lainnya.

Setelah sukses menyelenggarakan gelombang pertama yang melibatkan tujuh siswa, kini program memasuki gelombang kedua.

Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah XI Provinsi Jawa Barat, Aang Karyana, menjelaskan, pelaksanaan gelombang kedua tetap bertempat di Resimen Induk Daerah Militer (Rindam) III Siliwangi di Lembang.

Untuk gelombang ini, Kabupaten Garut mengirimkan dua siswa yang berasal dari SMAN 23 Garut.

Baca Juga:Garut Menghapus Praktik Sunat Perempuan, Apa Bahaya bagi Kesehatan?Target PAD Pariwisata Garut Tahun 2025 Naik Menjadi Rp 2,8 Miliar, Apakah Bisa Tercapai?

Aang menuturkan, peserta kali ini dipilih berdasarkan kategori pelanggaran perilaku, khususnya yang terlibat dalam aksi tawuran atau kelompok geng motor.

Ini menunjukkan, program ini juga difungsikan sebagai sarana rehabilitasi sosial dan karakter bagi remaja yang memiliki catatan pelanggaran.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa proses pembinaan berlangsung selama dua minggu dan telah dimulai sejak pekan lalu.

Evaluasi rutin tetap akan dilakukan pascapendidikan untuk memastikan keberlanjutan perubahan perilaku siswa.

”Kalau di Garut kebanyakan ya sering bolos sekolah dan tidak nurut orang tua,” ungkap Aang menjelaskan tentang mayoritas bentuk kenakalan remaja di Kabupaten Garut, Selasa, 17 Juni 2025. (Agi Sugiana)

0 Komentar