Meski metode ini telah digunakan dalam sejumlah sesi terapi, klaim efektivitas BCR sejauh ini belum divalidasi secara luas oleh komunitas medis maupun institusi akademik. Menanggapi hal ini, dr Dhavid Avandijaya Wartono menyatakan keterbukaannya terhadap pengujian lebih lanjut.
“Saya justru berharap ada pihak dari rumah sakit atau kampus yang tertarik meneliti BCR secara ilmiah. Saya siap membuka akses untuk itu,” ujarnya.
Pendekatan terbuka ini, menurut dr Dhavid, penting agar terapi yang bersinggungan dengan energi dan kesadaran tubuh dapat diuji melalui standar ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan, bukan sekadar pengalaman personal. (rls)