Camat Salawu, Nandang, turut membenarkan situasi tersebut. Ia menyatakan bahwa keluhan warga muncul tidak lama setelah peristiwa matinya ribuan ikan lokal spesies khas Sungai Ciwulan.
“Benar, warga yang menggunakan air sungai memang mengalami gatal-gatal. Saat ini pihak terkait sedang melakukan uji laboratorium untuk memastikan penyebab pastinya,” jelas Nandang.
Menurutnya, pengambilan sampel air dilakukan di tiga titik strategis: sebelum area pabrik pengolahan kulit di Cigangsa Garut, tepat di lokasi pabrik, dan setelah pabrik menuju ke wilayah Kampung Adat Naga.
Baca Juga:Tubuh Mengingat Segalanya: Eksperimen Terapi Alternatif BCR Gunakan EEG untuk Ukur EfektivitasAnggaran Minim, Dinas PUTRLH Kabupaten Tasikmalaya Tetap Laksanakan Perbaikan Jalan
“Langkah ini dilakukan agar kita bisa mengetahui secara pasti apakah limbah dari pabrik di Garut menjadi penyebab pencemaran atau bukan,” tambahnya.
Nandang juga menekankan bahwa peristiwa kematian ikan hanya terjadi pada jenis ikan Udikan, sedangkan jenis ikan lain di sungai tidak terdampak.
“Ini yang perlu menjadi perhatian. Fakta bahwa hanya ikan Udikan yang mati menunjukkan kemungkinan adanya zat atau kondisi tertentu yang memengaruhi spesies tersebut. Namun kepastiannya tetap menunggu hasil laboratorium,” tegasnya.
Selain itu, koordinasi juga dilakukan antara aparat Kepolisian Sektor (Polsek) Salawu dengan Polsek Cilawu, Kabupaten Garut, untuk menelusuri kemungkinan keterkaitan limbah industri dengan insiden di Tasikmalaya.
“Saat ini Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kepala Dinas Pertanian sudah turun langsung untuk mengambil sampel tambahan,” pungkas Camat Nandang.(ujg)