Setelah 100 Hari Viman-Diky Pimpin Kota Tasikmalaya: Tepuk Tangan Paling Meriah Layak Diberikan!

100 hari kepemimpinan viman-diky
Postingan BEM Unsil di Instagram.
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – 100 hari sudah masa kepemimpinan Wali Kota Tasikmalaya Viman Alfarizi Ramadhan dan Wakil Wali Kota Raden Diky Chandra memimpin.

Sejumlah kritik mulai bermunculan, terutama dari kalangan mahasiswa. Salah satu yang paling mencolok datang dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Siliwangi (Unsil), yang menyuarakan kekecewaan melalui unggahan sarkastik di media sosial resmi mereka.

Dengan judul “Merayakan Keheningan 100 Hari Menikmati Ketenangan”, unggahan tersebut menyentil keras kepemimpinan Viman–Diky yang dinilai tidak memberikan gebrakan nyata selama 100 hari masa kerja.“Tepuk tangan yang paling meriah layak diberikan kepada Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tasikmalaya atas keberhasilan menjaga status quo dengan begitu elegan dalam 100 hari masa kepemimpinannya,” tulis BEM Unsil dalam unggahan tersebut.

Baca Juga:Parah! Dua Pemuda di Kota Tasikmalaya Ini Sembunyikan 4 Dus Miras di MusholaTerkait Perpanjangan Jabatan Sekda Tasikmalaya, Ade Menandatangani, Cecep Akan Mengevaluasi!

Unggahan itu menggambarkan bahwa ketenangan yang dirasakan publik bukanlah hasil dari selesainya persoalan, melainkan karena tidak ada yang disentuh. “Bukan karena persoalan selesai, tetapi karena tidak ada yang disentuh,” lanjutnya.

Lebih lanjut, unggahan tersebut menyebut Viman sebagai sosok pemimpin yang jujur, diam, tenang, dan konsisten tidak bergerak. Kritik juga diarahkan pada dugaan praktik kolusi dan nepotisme yang tetap langgeng di bawah kepemimpinan baru ini.Ketua BEM Unsil, Muhammad Risaldi, menjelaskan bahwa kritik sarkastik itu merupakan refleksi dari kekecewaan mendalam terhadap stagnansi kebijakan yang ada.

“Unggahan itu sifatnya sarkastik. Karena kita tahu, beberapa organisasi lain sudah menyampaikan kritik secara langsung. Kami mencoba membalutnya dengan rilis dan postingan yang satir,” ujar Risaldi kepada Radar, Kamis (14/6/2025).

Ia mengatakan pendekatan tersebut adalah bentuk dakwah yang tetap kritis dalam bingkai keislaman, namun penuh kesabaran.“Bukan rasa optimistis yang muncul, tapi rasa pesimistis. Ini saya rasa tamparan agar pemerintah kota dan para pejabatnya sadar: bahwa 100 hari kerja ini, ya, BEM Unsil sekecewa itu,” ujarnya.

Melalui pernyataan sikap tersebut, BEM Unsil juga mengusulkan enam rekomendasi strategis: 1. Realisasi empat program prioritas yang dijanjikan saat kampanye. 2. Kebijakan pengelolaan sampah menyeluruh, termasuk pengurangan plastik sekali pakai. 3. Penegakan hukum terhadap bangunan ilegal di bantaran sungai. 4. Optimalisasi PAD melalui digitalisasi dan transparansi fiskal. 5. Pembaruan tata ruang yang inklusif dan berwawasan lingkungan. 6. Pengangkatan pejabat definitif untuk menjamin efektivitas birokrasi.

0 Komentar