Tak hanya itu, Mahfud juga menyoroti peluang keterlibatan BPR dalam program-program nasional, salah satunya Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas Presiden Prabowo Subianto.
“Program seperti MBG ini melibatkan banyak elemen masyarakat. Kalau pelaksanaannya berjalan baik, ini bisa menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi. BPR bisa masuk dan ambil peran,” ungkapnya.
Selain menjadi ajang silaturahmi, Mahfud menyebut peringatan Hari BPR-BPRS Nasional juga menjadi momentum penting untuk melakukan rebranding lembaga BPR di mata publik. Masyarakat diharapkan semakin sadar akan eksistensi BPR dan BPRS.
Baca Juga:Perluas Layanan Tri di Priangan Timur, Indosat Resmikan 3Store TasikmalayaTelkomsel Salurkan Hewan Kurban ke-40 Lebih Titik, Sambungkan Senyuman di Momen IduladhaÂ
“Makanya sekarang namanya bank perekonomian rakyat. Supaya apa? Supaya masyarakat tahu ada bank perekonomian rakyat melayani kredit dan tabungan juga deposito jadi mereka semakin aware terhadap eksistensi BPR dan BPRS,” katanya.
Dengan adanya Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK) yang baru, Mahfud optimistis posisi BPR akan semakin diperkuat melalui perluasan layanan dan dukungan regulasi.
Ia menyadari tantangan industri BPR ke depan tidak ringan. Persaingan sektor keuangan semakin ketat, regulasi makin kompleks, dan pertumbuhan ekonomi global pun sedang melambat.
“Alih-alih mengejar pertumbuhan, bisa-bisa BPR akan sulit bertahan jika tidak gerak cepat melakukan perubahan strategis dalam inovasi produk, layanan cepat, apakah itu perubahan dan ketersediaan SDM yang mumpuni dan teknologi yang andal,” ujarnya. (Fitriah Widayanti)