Perbarindo Jawa Barat Peringati Hari BPR-BPRS Nasional, Gaungkan Kolaborasi dan Rebranding

SINERGI
Ketua DPD Perbarindo Jabar, Mahfud Fauzi (tengah) foto bersama stakeholder dalam acara Jalan Sehat di halaman Mayasari Plaza, Sabtu (14/6/2025). (Fitriah Widayanti/Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Sekitar 3.000 peserta memadati kawasan Mayasari Plaza Tasikmalaya, Sabtu (14/6/2025), dalam rangka memperingati Hari BPR-BPRS Nasional yang tahun ini dilaksanakan di Kota Tasikmalaya.

Acara yang diinisiasi oleh DPD Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) Jawa Barat ini diisi dengan kegiatan jalan sehat dan senam bersama, dilengkapi hiburan serta undian berhadiah.

Sejumlah tokoh turut hadir, di antaranya Ketua DPD Perbarindo Jawa Barat Mahfud Fauzi, Ketua Perbarindo Komisariat Tasikmalaya Budiman, Plt Kepala OJK Tasikmalaya Melati Usman, perwakilan Bank Indonesia Tasikmalaya, serta Wali Kota Tasikmalaya yang diwakili Asda II Bidang Perekonomian, Tedi Setiadi.

Baca Juga:Perluas Layanan Tri di Priangan Timur, Indosat Resmikan 3Store TasikmalayaTelkomsel Salurkan Hewan Kurban ke-40 Lebih Titik, Sambungkan Senyuman di Momen Iduladha 

Dalam kesempatan itu, Ketua DPD Perbarindo Jabar, Mahfud Fauzi, menekankan pentingnya kolaborasi dalam menjawab tantangan yang dihadapi industri BPR dan BPRS, khususnya di tengah perlambatan ekonomi saat ini.

Menurutnya, kolaborasi merupakan salah satu langkah cerdas untuk mengembangkan bisnis dengan biaya dan risiko yang lebih rendah.

“Sekarang ini tantangan perekonomian sendiri kan memang cukup berat, adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi dan itu kita semuanya sudah mengerti dan memahami memang kondisi saat ini ada perlambatan. Mudah-mudahan dengan kebijakan-kebijakan pemerintah yang baru, pertumbuhan ini cepat naik,” ujar Mahfud.

Ia menambahkan, untuk menghadapi kondisi tersebut, BPR dan BPRS harus mengembangkan strategi pasar yang adaptif. BPR perlu aktif mencari ceruk pasar baru sekaligus mengoptimalkan pasar lama melalui kolaborasi yang terarah dan berkelanjutan.

Mahfud mencontohkan bentuk kolaborasi antarlembaga BPR. Dengan adanya batasan plafon kredit di satu BPR, kerja sama dengan BPR lain memungkinkan pembiayaan yang lebih besar bagi sektor usaha kelas menengah.

“Itu bisa dilakukan kolaborasi dengan BPR-BPR yang lain, sama-sama memberikan sharing berapa miliar atau ratus juta supaya kita ini bisa masuk ke sektor selain yang mikro itu ada yang meningkat lagi kelas menengahnya,” jelasnya.

Kolaborasi, lanjutnya, juga bisa diperluas dengan lembaga pemerintah, seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Langkah ini diyakini akan memperkuat akses BPR terhadap data dan informasi sektor bisnis yang benar-benar membutuhkan pembiayaan.

0 Komentar