Masyarakat Pangandaran Lebih Gemar Membeli Rokok daripada Beras dan Ikan

pengeluaran warga pangandaran
Ketua Tim Statistik Sosial BPS Pangandaran Kosih Kosasih (Deni Nurdiansah/Radartasik.id)
0 Komentar

PANGANDARAN, RADARTASIK.ID – Pengeluaran masyarakat Kabupaten Pangandaran setiap bulanya, sebagian besar dihabiskan untuk membeli rokok.

Hal ini berdasarkan dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pangandaran. Yang juga telah dipublikasikan untuk masyarakat.

Menurut Ketua Tim Statistik Sosial BPS Pangandaran Kosih Kosasih pengeluaran pendududuk Kabupaten Pangandaran adalah 44 persen untuk kebutuhan non makanan, sepertu membeli pakaian, kendaraan, rumah dan lain-lain.

Baca Juga:Parah! Dua Pemuda di Kota Tasikmalaya Ini Sembunyikan 4 Dus Miras di MusholaTerkait Perpanjangan Jabatan Sekda Tasikmalaya, Ade Menandatangani, Cecep Akan Mengevaluasi!

Sementara pengeluaran untuk.membeli makanan sekitar 56 persen dari jumlah seluruh pengeluaran di tahun 2024.

Menurut dia, warga Pangandaran mengeluarkan Rp 125.812,00 untuk membeli rokok, kemudian untuk membeli padi atau beras warga bisa mengeluarkan Rp 121.729,00 per kapita per bulan.

Kemudian untuk membeli ikan yang menjadi komoditas unggulan, rata-rata masyarakat Pangandaran mengalurkan Rp 52.403,00

Pengeluaran untuk membeli rokok ini, lebih besar jika dibandingkan dengan pengeluaran untuk menbeli daging, telur, susu dan buah buahan. Jika ketiganya digabungjan, pengeluaranya hanya sekitar Rp 93.000,00 saja.

“Pengeluaran per kapita sebulan untuk rokok, sebanding dengan pengeluaran daging, telur, susu dan buah-buahan,” ungkapnya Rabu (11/6/2025).

Kata dia, pengeluaran per kapita adalah biaya yang dikeluarkan untuk konsumsi semua anggota rumah tangga selam sebulan.

“Baik dari pembelian, pemberian, maupun produksi sendiri, dibagi dengan banyaknya anggota rumah tangga,” jelasnya.

Baca Juga:Sekolah Swasta di Priangan Timur Bingung Soal Teknis Sekolah Gratis yang Diputus Mahkamah KonstitusiGubernur Jabar Minta Cecep-Asep Bangun Boboko Raksasa di Tasikmalaya!

Menurut dia, pengeluaran paling besar masyarakat Pangandaran dalam kelompok makanan, adalah untuk.membeli makan yang sudah jadi.”Itu sebesar Rp 212.7932,00,” katanya.

Menurutnya, besaran pengeluaran masyarakat Pangandaran dalam membeli rokok, tidak akan membuat angka garis kemiskinan menurun.

“Alasanya, masyarakat ini membeli rokok, tapi kan tidak menghasilkan kalori, jadi walaupun angka pengeluaran untuk membeli rokok besar, tidak akan berpengaruh pada tingkat kemiskinan,” jelasnya.

Kosih mengatakan, fenomena ini juga terjadi di kota dan kabupaten lain, dimana pengeluaran untuk rokok, lebih besar dibanding untuk membeli padi-padian.”Jadi kebutuhan pokok ini kalah dari rokok,” ungkapnya.(den)

0 Komentar