Itik Cihateup Tasikmalaya Mendunia, Produk Telur Asin Makernya Diekspor Sampai ke Jepang dan China

Itik cihateup
Widiyana Hilmi S.Sos Seorang Peternak Itik Asal Kecamatan Rajapolah Sedang Memberi Makan Itik Peliharaannya di Kandang Miliknya Bertempat di Kampung Karangiuh RT/RW 001/005 Desa Rajamandala (R Robi Ramdani/Radartasik.id)
0 Komentar

Dari segi kualitas, daging itik cihateup terkenal lembut dan halus, beraroma khas tanpa bau apek, dengan serat empuk berwarna kemerahan. Dalam usia tiga minggu, bobotnya bisa mencapai 1,2 kilogram.

“Makanya ada istilah kenapa itik cihateup mahal? Karena melalui beberapa seleksi ataupun grading dari usia 1 hari sampai dengan usia 5 bulan,” tuturnya.

Untuk menjadi itik petelur unggulan, proses seleksi dilakukan hingga tujuh kali, bahkan bisa sampai 10 kali untuk calon indukan.

Baca Juga:Parah! Dua Pemuda di Kota Tasikmalaya Ini Sembunyikan 4 Dus Miras di MusholaTerkait Perpanjangan Jabatan Sekda Tasikmalaya, Ade Menandatangani, Cecep Akan Mengevaluasi!

Soal pakan, meskipun ada yang bilang boros, sebenarnya itik cihateup memiliki keunggulan tersendiri.

“Kalau itik cihateup itu, memiliki kandungan lemak abnormal atau cadangan lemak yang ada di dalam tubuhnya seperti unta. Jadi ketika sudah mencapai ambang batas, itik cihateup ketika hanya diberi pakan satu ekor keong pun itu bisa bertelur,” jelasnya. Dalam kondisi ini, pakan pun jadi irit karena itiknya tidak lagi rakus makan.

Produksi telur pun beragam. Ada telur konsumsi biasa, telur tetas, sampai produk olahan seperti telur asin omega, telur asin maker, kerupuk telur asin, hingga berbagai olahan frozen food berbahan dasar daging itik.

Ungkep kuning siap goreng, rica-rica Manado, lado ijo Padang, hingga kaleo betutu Bali menjadi produk favorit. Selain itu, ada bakso bebek, abon bebek, catering bebek, bahkan produk organik.

“Organik ini bagian dari usaha menciptakan kandang yang ramah lingkungan dan membantu mengembalikan ekosistem alami di alam,” katanya.

Kotoran itik dijadikan pupuk gratis untuk petani, sebagai bagian dari pemberdayaan masyarakat.

Pola ini menjadikan petani tak perlu lagi membeli pupuk, sementara Widiyana tak perlu repot mengeluarkan biaya kebersihan kandang. Hubungan simbiosis yang saling menguntungkan.

Baca Juga:Sekolah Swasta di Priangan Timur Bingung Soal Teknis Sekolah Gratis yang Diputus Mahkamah KonstitusiGubernur Jabar Minta Cecep-Asep Bangun Boboko Raksasa di Tasikmalaya!

Tak hanya sukses di pasar lokal, produksi telur asin maker dari Rajapolah sudah diekspor ke Jepang, Korea Selatan, Cina, Brunei, Malaysia, dan Singapura.

Bahkan, Widiyana menjadi pionir san egg maker di Indonesia. Permintaan dari luar negeri begitu besar, meskipun saat ini produksinya masih terbatas karena kendala alat.

“Bahkan ada yang minta sekitar 4 ton, namun itu belum terpenuhi,” tuturnya.

0 Komentar