TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID — Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI, Prof E Aminudin Aziz MA PhD, melontarkan kritik terhadap penggunaan bahasa asing dalam nama program ‘PKK Goes To School’ yang digagas oleh Tim Penggerak PKK.
Menurutnya, penggunaan istilah asing seperti itu kurang mencerminkan semangat pelestarian bahasa nasional dan daerah.
“Saya mengkritik program PKK Goes To School. Salamnya ‘sampurasun’, kenapa tidak pakai istilah yang lebih membumi seperti ‘PKK Saba Sakola’?. Ya silakan, ini contoh masukan saja,” ujar Prof Aminudin saat memberikan pidato dalam penyambutan kunjungan Perpusnas di aula Bale Kota, Kamis 12 Juni 2025.
Baca Juga:Parah! Dua Pemuda di Kota Tasikmalaya Ini Sembunyikan 4 Dus Miras di MusholaTerkait Perpanjangan Jabatan Sekda Tasikmalaya, Ade Menandatangani, Cecep Akan Mengevaluasi!
Ia menegaskan bahwa sebagai masyarakat Sunda, khususnya dari wilayah Priangan Timur, seharusnya ada rasa bangga terhadap bahasa daerah dan bahasa nasional.
“Sejak 20 November 2023, Bahasa Indonesia resmi menjadi bahasa ke-10 dalam Sidang Umum UNESCO. Saya sendiri yang membela Bahasa Indonesia dalam sidang itu,” tegasnya.
Prof Aminudin juga menyampaikan peran pentingnya dalam revitalisasi bahasa daerah ketika menjabat sebagai Kepala Badan Bahasa.
“Tahun 2021 kami mulai dengan 5 bahasa daerah, seperti Sunda, Jawa, Bugis, Makassar, dan Toraja. Tahun berikutnya menjadi 39, lalu 79, dan kini sudah 114 bahasa daerah yang direvitalisasi dari 712 bahasa yang ada,” jelasnya.
Revitalisasi tersebut, katanya, bukan sekadar pelestarian, melainkan pengaktifan kembali bahasa daerah dalam kehidupan sehari-hari, di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Kota Tasikmalaya, menurutnya, menjadi salah satu yang aktif lewat kegiatan seperti Festival Tunas Bahasa Ibu.
“Jadi ini masukan saja, supaya pelestarian bahasa daerah itu bisa diterapkan diawali oleh pemerintah,” harapnya.
Lebih lanjut, ia juga menyebut keterlibatan teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam pengembangan model pembelajaran bahasa daerah yang turut membantu percepatan revitalisasi tersebut.
Baca Juga:Sekolah Swasta di Priangan Timur Bingung Soal Teknis Sekolah Gratis yang Diputus Mahkamah KonstitusiGubernur Jabar Minta Cecep-Asep Bangun Boboko Raksasa di Tasikmalaya!
“Dari situ, Alhamdulillah, saya masuk dalam daftar 100 Tokoh Berpengaruh Dunia versi majalah Times tahun lalu. Sedikit banyak ada kontribusi orang Tasik di situ,” ungkapnya dengan bangga.
Di akhir pernyataannya, Prof Aminudin kembali menegaskan misi utama Perpusnas untuk mendorong budaya baca dan kecakapan literasi masyarakat.
“Konsep Literasi itu sederhana: kemampuan mengolah informasi, baik dalam bentuk teks, gambar, ikon, hingga simbol, untuk meningkatkan kualitas hidup. Dan semua itu dimulai dari membaca,” pungkasnya. (Firgiawan)