PANGANDARAN, RADARTASIK.ID – Beberapa calon orang tua murid di Kabupaten Pangandaran memilih datang langsung ke sekolah untuk mendaftarkan anak mereka dalam Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025 tingkat SMA/SMK.
Hal ini terjadi karena mereka menghadapi kesulitan dalam mengakses situs pendaftaran secara online, sehingga akhirnya memutuskan untuk mengunjungi sekolah langsung.
Sekretaris SPMB SMKN 1 Cijulang, Luddi Awaludin, menyampaikan, pada hari kedua pembukaan SPMB 2025 di Pangandaran, banyak orang tua yang mengantar calon siswa untuk mendaftar secara langsung.
Baca Juga:Evaluasi SPMB Jawa Barat, Sistem Bermasalah di Hari Pertama, Disdik Lakukan PerbaikanTambang Galian C Ilegal di Kabupaten Pangandaran Masih Beroperasi, Warga Menyuarakan Keprihatinan
Ia menjelaskan, kesulitan akses pada situs pendaftaran yang sedang dalam proses pengembangan atau pembaruan menyebabkan banyak orang tua memilih datang ke sekolah. ”Yang datang langsung hari ini banyak,” ucapnya kepada wartawan, Rabu, 11 Juni 2025.
Pada hari pertama pembukaan pendaftaran, SMKN 1 Cijulang tercatat menerima 104 calon siswa, namun jumlah pendaftar untuk hari kedua belum dapat dipastikan.
SMKN 1 Cijulang sendiri membuka kuota penerimaan sebanyak 540 siswa untuk tahun ajaran baru ini dan menawarkan enam jurusan yang dapat dipilih oleh calon siswa.
Jurusan-jurusan tersebut meliputi Teknik Otomotif dengan kuota 144 orang, Teknik Jaringan Komputer dan Telekomunikasi sebanyak 108 orang, Manajemen Perkantoran dan Layanan Bisnis juga 108 orang, Akuntansi dan Keuangan Lembaga 72 orang, Kuliner 36 orang, dan Desain Komunikasi Visual 72 orang.
Pendaftaran SPMB 2025 di Pangandaran untuk tingkat SMA/SMK sederajat dapat dilakukan melalui jalur online maupun offline, dengan periode pendaftaran berlangsung dari 10 hingga 16 Juni 2025.
Terdapat beberapa jalur penerimaan yang tersedia, antara lain jalur Afirmasi yang mencakup 10 persen untuk Keluarga Ekonomi Tidak Mampu (KETM) dan disabilitas, jalur Mutasi untuk 30 persen dengan kuota bagi anak guru dan perpindahan tugas, serta jalur Kelas Industri yang memiliki kuota sebesar 20 persen.
Salah seorang calon orang tua siswa, Herman (48), mengungkapkan, kendala jaringan menjadi alasan utama ia memilih datang langsung ke sekolah. ”Biar lancar,” ujarnya.
Baca Juga:Jemaah Haji Asal Kabupaten Pangandaran Meninggal di Makkah, Apa Penyebabnya?Gubernur Jabar Sebut Pangandaran Setengah Sekarat, Mengapa Krisis Keuangan Ini Tak Kunjung Terselesaikan?
Ia merasa lebih nyaman dan yakin bahwa proses pendaftaran akan lebih lancar tanpa khawatir tentang kesalahan dalam mengunggah berkas persyaratan pendaftaran yang bisa terjadi akibat kendala jaringan atau situs yang sulit diakses. (Deni Nurdiansah)