RADARTASIK.ID – Kursi pelatih tim nasional Italia kembali menjadi sorotan setelah gagal mendatangkan Ranieri dan Pioli.
Usai pemecatan Luciano Spalletti, Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) bergerak cepat mencari sosok baru yang mampu membangkitkan kembali kejayaan Azzurri.
Nama Claudio Ranieri sempat mengemuka sebagai favorit utama, namun secara mengejutkan, pelatih senior itu menolak tawaran tersebut.
Baca Juga:Diperebutkan Inter dan AC Milan, Harga Lorenzo Lucca Meroket3 Penyerang yang Diinginkan Gasperini Gabung AS Roma dari Bursa Trasnfer
Ranieri kabarnya telah mendapat restu dari pemilik AS Roma, Dan Friedkin, untuk merangkap jabatan sebagai pelatih timnas sekaligus penasihat teknis klub ibu kota.
Namun, pelatih kawakan asal Testaccio itu menolak dengan alasan pribadi dan profesional. Keputusan tersebut membuat FIGC kembali ke papan strategi, sementara kursi pelatih Italia tetap kosong.
Dalam situasi yang serba tidak pasti, nama Stefano Pioli muncul sebagai alternatif utama.
Namun, mantan pelatih AC Milan itu tengah berada di ambang kesepakatan dengan Fiorentina.
Klub asal Florence itu telah menyiapkan kontrak berdurasi tiga tahun dengan bayaran 3 juta euro per musim atau setara Rp52,6 miliar per tahun (kurs Rp17.550 per euro).
Jika ditotal, nilai kontraknya bisa mencapai Rp157,8 miliar meski belum sepenuhnya final.
Bila FIGC mengetuk pintu Pioli dan menawarkan jabatan pelatih timnas, segalanya bisa berubah.
Baca Juga:Gianluigi Donnarumma Mustahil Kembali ke Serie A: Tak Ada Klub yang Mampu Bayar GajinyaClaudio Ranieri Tolak Tawaran Latih Timnas Italia: "Saya Sudah Berkomitmen untuk Roma"
Dalam sejarah sepak bola Italia, panggilan untuk memimpin Azzurri sering kali dianggap sebagai kehormatan tertinggi, yang bisa mengalahkan tawaran klub mana pun.
Spalletti yang baru saja dipecat ernah menginginkan Pioli sebagai asistennya sebelum turnamen Euro.
Sayangnya, masalah gaji bisa menjadi batu sandungan. Kabarnya, Pioli tengah mendapat tawaran dari Al-Nassr di Arab Saudi dengan bayaran hingga 12 juta euro per tahun, setara Rp210,6 miliar.
Untuk kembali ke jabatan publik seperti pelatih timnas, jelas nominal tersebut harus dipangkas signifikan.
Namun ada celah. Perubahan kebijakan pajak di Italia—di mana tarif bagi pekerja asing akan turun dari 20% menjadi 2% mulai Juli—dapat membuat proposal dari FIGC lebih kompetitif secara bersih.
Karena pertandingan resmi timnas baru akan digelar kembali pada September, FIGC punya cukup waktu untuk merancang skema gaji yang bersih dan menarik.