Angka Kemiskinan Kabupaten Tasikmalaya Berkurang 1.200 Orang, Ini Kata Badan Pusat Statistik

Angka Kemiskinan Kabuapten Tasikmalaya
Statistisi Ahli Muda Bidang Kesejahteraan Rakyat di BPS Kabupaten Tasikmalaya Dudi Suryadi. (Radika Robi Ramdani/Radartasik.id)
0 Komentar

Selanjutnya, Nilai Tukar Petani (NTP) Maret 2024 mencapai 116,45 poin. Angka ini mengalami kenaikan 10,72 persen dibandingkan dengan NTP bulan Maret 2023 sebesar 105,17 poin.

Berdasarkan angka tersebut menunjukkan bahwa ada kenaikan daya beli petani di pedesaan kondisi Maret 2024 dibandingkan Kondisi Maret 2023.

Faktor lainnya, berupa Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kabupaten Tasikmalaya kondisi Agustus 2023 angkanya 3,89 persen, semakin membaik dibandingkan Agustus 2022 yang angkanya 4,17 persen dan Agustus 2021 angkanya 6,16 persen.

Baca Juga:Wakil Bupati Tasikmalaya Asep Sopari Al Ayubi Temui Orang Tua Bayi Kembar Siam: Alhamdulillah Operasi SuksesTingkatkan Akses Kesehatan, Anggota DPRD Jabar Arip Rachman Sosialisasikan Perda Penyelenggaraan Kesehatan

Sementara itu, untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar. Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan non makanan yang diukur menurut Garis Kemiskinan (GK).

Garis Kemiskinan, terdiri dari dua komponen, yakni Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM). Penghitungannya, dilakukan secara terpisah untuk daerah perkotaan dan perdesaan.

Kata dia, untuk Garis Kemiskinan Makanan, merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2.100 kilo kalori per kapita per hari.

Paket komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi, antara lain padi-padian, umbi-umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak, dan lainnya.

Kemudian, untuk Garis Kemiskinan Non Makanan merupakan kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan. Paket komoditi kebutuhan dasar non makanan diwakili oleh 51 jenis komoditi.

“Jadi garis kemiskinan per rumah tangga dihitung dari garis kemiskinan per kapita dikalikan dengan rata-rata banyaknya anggota rumah tangga pada rumah tangga miskin,” kata Dudi menjelaskan. (obi)

0 Komentar