Di Hadapan Petinggi KPK, Gubernur Dedi Mulyadi Sebut Banjar Daerah Paling Ripuh di Jabar, Wali Kota Menanggi

jalan rusak
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi bersama Wali Kota Banjar H Sudarsono. (Istimewa for Radartasik.id)
0 Komentar

BANDUNG, RADARTASIK.ID – Dalam sebuah video yang baru-baru ini viral di media sosial, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, melontarkan pernyataan bernada humor terkait kondisi sejumlah daerah di wilayahnya.

Dalam sambutannya pada Rapat Koordinasi Penguatan Sinergi Pemberantasan Korupsi yang melibatkan seluruh kepala daerah se-Jawa Barat bersama Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Jawa Barat, di Bale Pakuan, Bandung, Dedi menyampaikan pendapatnya dengan gaya santai namun menimbulkan berbagai reaksi.

Gubernur Dedi menyebut beberapa daerah seperti Sukabumi dan Cianjur, lalu menyatakan bahwa Cianjur adalah ”setengah kaya”, sementara Bandung Barat dan Cimahi disampaikan dalam konteks serupa.

Baca Juga:Perempuan Asal Kota Banjar Hilang Sudah Lebih dari SepekanSutopo Ditunjuk Jadi Penjabat Sementara Ketua DPRD Kota Banjar Menggantikan Ating

Ia juga menyebut Pangandaran dan Purwakarta sebagai daerah yang ”setengah sekarat” dan ”setengah kaya”.

Puncaknya, Kota Banjar dianggap sebagai daerah ”paling ripuh” atau paling lemah dalam konteks pembangunan. ”Tepuk tangan buat karipuh-nya,” ungkapnya sambil tertawa kecil.

Namun demikian, Dedi menyebut Kota Banjar perlu mendapat perhatian lebih. ”Si ini mah sukanya ke yang lain, tapi nge-WA-nya ke saya,” jelasnya mengungkapkan isyarat sindiran sambil bercanda.

Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Banjar, H Sudarsono, memberikan klarifikasi.

Ia menegaskan, apa yang diucapkan oleh Gubernur Dedi Mulyadi tersebut merupakan bentuk guyonan yang sebetulnya sarat makna. ”Itu hanya guyonan, Banjar sebagai kota teripuh,” ujarnya dalam pesan WhatsApp, Senin, 9 Juni 2025.

Menurut dia, Dedi Mulyadi menunjukkan rasa perhatian dan kasih sayang terhadap Kota Banjar, bahkan berniat membantu mendorong pembangunan yang lebih merata di wilayah tersebut.

Lebih lanjut, Sudarsono menjelaskan, masukan-masukan yang diterima Gubernur Jabar berasal dari berbagai keluhan warga yang disampaikan melalui platform digital.

Hal ini, menurutnya, menjadi cerminan pentingnya memperhatikan aspirasi masyarakat serta menjadikannya sebagai titik awal untuk perbaikan.

Baca Juga:Warga Banjar Desak Perbaikan Jalan Rusak, Wali Kota Merapat ke Gubernur Dedi Mulyadi, Begini Responsnya!Massa Aksi Desak Transparansi Kasus Korupsi, Kajari Kota Banjar: Saksikan Nanti di Pengadilan!

Meskipun disampaikan dalam bentuk candaan, Sudarsono memandang pernyataan tersebut sebagai momentum untuk melakukan refleksi bersama.

Ia berharap seluruh elemen masyarakat Banjar, mulai dari aparatur sipil negara (ASN), pelaku usaha kecil, hingga komunitas masyarakat luas, dapat bergerak bersama membangun Kota Banjar menjadi kota yang lebih berdaya dan masagi—sebuah istilah dalam budaya Sunda yang mengacu pada kesempurnaan dalam sikap, pikiran, dan tindakan.

0 Komentar