RADARTASIK.ID – Kepergian Simone Inzaghi ke Al Hilal membuka lembaran baru bagi Inter Milan dengan cara yang kurang membanggakan.
Jurnalis Italia, Lorenzo Di Benedetto, menyebut Inter sebagai tim yang kini kehilangan ambisi dan arah.
Dalam kolom editorialnya di Tuttomercatoweb, Di Benedetto mengulas secara kritis perjalanan Inter pasca kekalahan dari PSG dan mundurnya Inzaghi.
Baca Juga:Jadwal Lengkap Inter Milan di Serie A 2025/26: Juventus, AS Roma dan Napoli Jadi Ujian Pelatih BaruJanji Gasperini Usai Jadi Pelatih AS Roma: Lebih Baik Mencetak Satu Gol Lebih Banyak Ketimbang Bertahan
“Dulu ada Inter yang bermimpi merajai Liga Champions. Dulu ada Inter yang membidik puncak. Sekarang semuanya terasa berubah,” tulisnya.
Yang lebih mengherankan, lanjut dia, semua ini terjadi hanya beberapa hari setelah laga di Munich.
Menurut Di Benedetto, proses pencarian pelatih pengganti menjadi cerminan buruk manajemen klub.
Ia mempertanyakan bagaimana mungkin klub sebesar Inter bisa terlihat begitu tak siap menghadapi keputusan pelatihnya.
Benedetto juga meragukan klaim bahwa Inzaghi baru memutuskan hengkang usai kalah dari PSG.
“Sensasinya, ia sudah membuat keputusan jauh hari sebelumnya, dan Inter tidak punya rencana cadangan,” katanya.
Yang paling mencolok adalah bagaimana Inter melewatkan kesempatan untuk merekrut Massimiliano Allegri, yang justru bergabung dengan AC Milan.
Baca Juga:Gianluca Di Marzio: AC Milan dan Juventus Bersaing Keras Datangkan Mateo ReteguiSimone Inzaghi Telepon Theo Hernandez, Ajak Hijrah ke Arab Saudi
Di Benedetto menilai ini sebagai sinyal bahwa Nerazzurri sedang menurunkan standar.
Bukannya mengejar nama besar, Inter malah beralih ke pelatih-pelatih dengan rekam jejak terbatas seperti Cesc Fabregas, Patrick Vieira, dan akhirnya Cristian Chivu.
“Dengan segala hormat pada nama-nama tersebut, ini terlihat seperti proses downscaling (penurunan kelas),” ungkap Di Benedetto.
Ia bahkan menyebut bahwa penolakan dari Fabregas (Como) dan Vieira (Genoa) semakin menegaskan posisi Inter yang tak lagi disegani seperti dulu.
Kini, Cristian Chivu, mantan bek Inter dan eks pelatih tim junior dipastikan akan menakhodai tim utama.
Meski punya sejarah panjang bersama klub, Di Benedetto menilai tugas Chivu akan sangat berat.
“Ini bisa jadi batu loncatan atau justru menghancurkan kariernya,” ujarnya.
Bagi Di Benedetto, Inter saat ini bukan lagi tim yang mengejar puncak, melainkan klub besar yang mulai kehilangan ambisinya.
Ia meramal, penunjukan Chivu bisa membuat Nerazzurri bisa semakin tertinggal dalam persaingan papan atas Serie A musim depan.