BANDUNG, RADARTASIK.ID – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menegaskan Kabupaten Tasikmalaya dalam waktu tiga tahun, seluruh infrastruktur jalannya harus sudah bebeton dan berhotmik sampai seluruh desa. Seluruh sekolah-sekolahnya harus bertoilet di setiap kelasnya. Pasar-pasarnya harus sudah rapi.
“Dan Masyarakatnya mengikuti program keluarga berencana,” kata dia, Rabu (4/6/2025).
Kemudian kata Dedi, Kabupaten Tasikmalaya selain punya basic santri, tetapi juga memiliki basic Kebudayaan.
“Saya ini tahu orang Tasik. Tahu. Boga kabogoh ge pernah (punya pacar juga pernah, red). Ngarana ge atuh playboy. Dan satu hal yang saya miliki hari ini: saya selalu menepati janji terhadap rakyatnya, untuk pembangunan. Tetapi ada janji yang tidak mungkin saya penuhi adalah: janji untuk menikahi,” ujarnya yang dikemudian disambut gelak tawa tamu undangan, termasuk Cecep-Asep.
Baca Juga:Gubernur Jabar Sebut Anggaran Tasik Paling Besar, Tapi Jalannya Jelek, Jangan Terlalu Banyak Belanja Hibah!Cecep-Asep Kudu “Wanian” Pimpin Tasikmalaya, Tim Sukses Bagian Menonton!
Selain itu, Kabupaten Tasikmalaya punya Kampung Naga. Ditambah Tasik masyarakatnya dikenal rajin sekali bikin hihid, bikin cetok, bikin boboko, bikin aseupan, bikin anyaman, bikin bilik.
“Nah Gubernur Jawa Barat ini sejak saya jadi Bupati Purwakarta, paling banyak membawa ornamentasi menjadi aksesoris pembangunan. Di kampung saya, di tempat saya ngantor, pasti aya awi (bambu, red). Siapa yang masang bambu di rumah saya itu, urang Tasik. Siapa yang membangun rumah saya dari bambu, urang Tasik. Bikin ayakan, bikin boboko, nyieun sapu, nyieun tarumpah, nyieun payung, ku urang Tasik.”
“Maksud saya apa, jangan ragu Kabupaten Tasik menjadikan seluruh produktivitas rakyat itu menjadi ikon-ikon pembangunan daerah. Jadi di gerbang Kabupaten Tasik engke mah pasangan Boboko raksasa! Serius pak. Pasangan Hihid raksasa, karena itu cirinya,” tandas dia.
Menurut Dedi, pemerintah harus bangga terhadap apa yang menjadi produk rakyatnya. Karena apa, ketika hal itu diangkat menjadi ikon daerah, kampungnya tertata, lembur diurus.
“Saya memberikan contoh kecil saja. Di Kampung saya di Lembur Pakuan, hari ini, penghasilan tukang sate yang jualan di kampung saya sehari 100 juta. Sabtu-Minggu 200 juta dia dapat. Belum yang lainnya,” kata dia membandingkan. (pee/k31)