RADARTASIK.ID – Alessandro Nesta mengenang masa-masanya bersama Lazio dan AC Milan dalam wawancara bersama Prime Video Sport.
Salah satu hal yang paling membekas adalah perbedaan suasana perayaan gelar juara di kedua klub.
“Scudetto paling berkesan? Yang saya menangkan bersama Lazio,” ujar Nesta. “Di Milan, mereka sudah terbiasa juara. Scudetto dirayakan sehari. Di Roma, kami rayakan sebulan penuh! Di Milan, euforianya baru pecah kalau menang Liga Champions.”
Baca Juga:Presiden Al Hilal Terbang ke Paris, Rayu Simone Inzaghi dan Theo Hernandez Pindah ke Arab SaudiMatteo Moretto Bocorkan Igli Tare Ingin Bawa Luka Modric ke AC Milan
Mantan bek timnas Italia itu juga menyebut musim pertamanya meraih Scudetto bersama Milan tetap spesial, karena saat itu tim berhasil bangkit meski gagal di Liga Champions.
Seperti diketahui, Nesta pindah dari Lazio ke AC Milan pada musim panas 2002 bukan karena keinginannya sendiri, melainkan karena krisis finansial yang melanda klub saat itu.
Lazio, yang saat itu dipimpin oleh presiden Sergio Cragnotti, mengalami kesulitan keuangan besar setelah keruntuhan perusahaan induknya, Cirio.
Untuk menyelamatkan keuangan klub, manajemen terpaksa menjual sejumlah pemain bintang, termasuk kapten mereka, Nesta.
Dalam beberapa wawancara, Nesta mengaku sangat berat meninggalkan Lazio karena klub itu adalah tempat ia dibesarkan dan menjadi kapten.
Namun, situasinya berada di luar kendalinya.
Milan kemudian datang dengan tawaran yang menguntungkan bagi Lazio—sekitar €30 juta—dan transfer pun terjadi menjelang penutupan bursa.
Maurizio Sarri Resmi Kembali ke Lazio: Awal Baru, Cinta Lama
Sementara itu, Maurizio Sarri resmi kembali menukangi Lazio selang empat belas bulan setelah ia mengundurkan diri.
Baca Juga:Maurizio Sarri Resmi Kembali ke Lazio, Tifosi: "Selamat Datang Kembali Komandan!"Ditinggal Gasperini ke AS Roma, CEO Atalanta Terlihat Makan Siang Bareng Thiago Motta
Kepastian ini disambut antusias oleh suporter Biancoceleste yang kecewa setelah musim 2024/25 berakhir tanpa tiket ke kompetisi Eropa.
Presiden Claudio Lotito dan Direktur Olahraga Angelo Fabiani bergerak cepat untuk meyakinkan Sarri agar menerima kembali kursi pelatih.
Lotito mengangap Sarri sebagai simbol proyek ambisius dan perencanaan matang musim depan.
Dalam periode sebelumnya, ia membawa Lazio ke posisi runner-up Serie A dan kembali tampil di Liga Champions.
Filosofinya yang dikenal sebagai “Sarrismo” membuat Lazio bermain atraktif dan disiplin, serta mampu menarik pemain berkualitas untuk bergabung.