Unjuk Rasa ke Bale Kota Tasikmalaya, Mahasiswa Kecewa Tak Ditemui Viman-Diky

unjuk rasa ke bale kota tasikmalaya
Tangkapan layar mahasiswa terlibat aksi saling dorong dengan aparat keamanan di depan gerbang Bale Kota Tasikmalaya, Senin 2 Juni 2025.
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Puluhan aktivis mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Kota Tasikmalaya turun ke jalan, Senin (2/6/2025). Aksi unjuk rasa yang berlangsung di depan Kompleks Bale Kota Tasikmalaya ini dipimpin langsung Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Siliwangi (Unsil), Muhammad Risaldi, dan diikuti oleh aliansi mahasiswa lintas kampus.

Dengan membawa spanduk dan poster bertuliskan berbagai tuntutan, para mahasiswa menyuarakan sejumlah persoalan krusial yang dinilai menjadi pekerjaan rumah besar bagi Pemerintah Kota Tasikmalaya. Terutama dalam 100 hari pertama masa kepemimpinan Wali Kota Viman Alfarizi Ramadhan dan Wakil Wali Kota Raden Diky Chandra.

Dalam orasinya, Ketua BEM Unsil, Muhammad Risaldi, menyoroti persoalan lingkungan yang semakin mendesak, khususnya terkait pengelolaan sampah dan limbah plastik.

Baca Juga:Tahun Moncer Anak Tokoh NUUsulan Pengisian Jabatan Kosong Pemkot Tasikmalaya Mentah Lagi-Mentah Lagi, DPRD Sarankan Ditelusuri!

Ia menegaskan bahwa hingga saat ini belum terlihat keberpihakan serius dari Pemkot dalam menangani permasalahan sampah, yang berdampak langsung pada kesehatan masyarakat dan kelestarian lingkungan.

“Kami menuntut agar Pemkot Tasikmalaya segera melakukan langkah konkret dan sistematis dalam pengelolaan sampah, terutama limbah plastik. Tidak cukup hanya imbauan, harus ada kebijakan tegas, termasuk pada pelaku industri dan pengembang yang membuang limbah ke lingkungan,” kata Risaldi dalam orasinya.

Mahasiswa juga mengecam maraknya pembangunan ilegal di bantaran sungai yang dinilai membahayakan ekosistem dan rawan memicu bencana seperti banjir. Mereka mendesak agar Pemkot tidak menutup mata dan menegakkan aturan dengan tegas tanpa pandang bulu.

Selain isu lingkungan, massa aksi juga menyoroti lemahnya optimalisasi sektor-sektor penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD). Para mahasiswa menilai pemerintah kota belum menunjukkan langkah yang terarah dan strategis dalam menggali potensi ekonomi lokal.

“Kami mendesak pemerintah kota untuk lebih inovatif dan akuntabel dalam meningkatkan PAD. Banyak potensi yang belum tergarap secara maksimal, baik dari sektor pariwisata, perdagangan, maupun jasa. Hal ini berdampak langsung pada keterbatasan anggaran untuk pelayanan publik,” ujar Risaldi.

Dalam tuntutannya, para mahasiswa juga mendorong pembaruan dan implementasi nyata terhadap penataan ruang dan tata wilayah Kota Tasikmalaya. Mereka menekankan bahwa perencanaan pembangunan harus berkelanjutan dan berpihak pada masyarakat.

0 Komentar