RADARTASIK.ID –Mantan presiden Toulouse, Damien Comolli, resmi menjadi Direktur Umum baru Juventus, menggantikan struktur lama dalam rangka memulai revolusi besar di klub.
Gabung dengan Juve, Comolli dihadapkan tugas berat untuk mencari pelatih baru menyusul potensi kepergian Igor Tudor dan Cristiano Giuntoli.
Comolli sebelumnya pernah menjabat di Arsenal, Tottenham, dan Liverpool dan sempat dikaitkan dengan AC Milan musim lalu.
Baca Juga:Reijnders Sepakat Gabung Man City, Milan Siap Gelontorkan Duit Rp1,3 Triliun di Bursa Transfer Musim PanasInzaghi Ragu Bertahan di Inter, Fabregas Muncul Jadi Kandidat Penggant
Namun, pemilik Milan Gerry Cardinale memutuskan untuk tidak merekrutnya dan memilih mempertahankan susunan manajemen yang ada.
Tak hanya Comolli, mantan bek Juventus Giorgio Chiellini juga ambil bagian dalam perombakan ini setelah resmi ditunjuk sebagai Director of Football Strategy.
Jabatan Chiellini tak mencakup perekrutan atau manajemen pemain. Tapi ia akan membantu membentuk arah sepak bola klub ke depan, termasuk mencari pelatih yang cocok, membangun identitas tim, dan menjaga kesinambungan proyek jangka panjang.
Bersama Comolli, Chiellini akan bertanggung jawab membentuk era baru Juventus, dan salah satu keputusan penting pertama mereka adalah menentukan pelatih kepala yang baru.
Namun, Comolli memiliki catatan kelam dengan Juve di masa lalu, tepatnya saat Andrea Agnelli masih menjabat presiden dan Fabio Paratici menjadi CEO Juventus.
Pada saat itu, dalam wawancara dengan Le Monde, ia menyindir kebijakan transfer Juventus yang dianggapnya sarat spekulasi.
Comolli bahkan menuding Juventus melakukan spekulasi finansial terselubung melalui strategi transfer pemain.
Baca Juga:Djokovic Ledek Kekalahan Telak Inter di Final Liga Champions, Messi dan Neymar Jadi Sasaran Amarah Fans PSGNainggolan Akui Ditampar Ultras Inter di Klub Malam Usai Tampil Buruk di Lapangan
Ia menjelaskan bagaimana Juve mengontrak sekitar 120 pemain, tetapi hanya menggunakan maksimal 25 pemain di tim utama.
Menurutnya, kebijakan ini bukan strategi pengembangan pemain, melainkan murni spekulasi keuangan.
Comolli menyebut praktik ini tidak adil terhadap para pemain, dan menyamakan Juventus sebagai contoh klub yang memanfaatkan sistem untuk keuntungan finansial tanpa memikirkan dampaknya pada individu.
Singkatnya, Comolli menuduh Juventus di era Agnelli–Paratici telah menyalahgunakan sistem transfer demi keuntungan ekonomi, bukan demi tujuan olahraga atau pengembangan pemain.
“Itu bukan perdagangan pemain, tapi murni spekulasi finansial. Juventus punya sekitar 120 pemain yang dikontrak, tapi yang masuk skuad utama maksimal hanya 25,” Comolli kepada La Monde.