GARUT, RADARTASIK.ID – Momen Iduladha tahun ini membawa tantangan tersendiri bagi para pedagang hewan kurban di Kabupaten Garut.
Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, penjualan hewan kurban di Garut pada tahun 2025 mengalami penurunan yang cukup signifikan.
Salah satu pedagang hewan ternak dari Kecamatan Selaawi, Apif Fajar, mengungkapkan, tren penjualan tahun ini jauh lebih sepi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Baca Juga:Apa Alasan Koperasi Desa di Garut Ini Bisa Jadi Percontohan Nasional? Sudah Dicek Wamendagri Bima Arya100 Juru Sembelih Halal di Garut Dilatih Jelang Iduladha, Ini yang Mereka Pelajari!
”Penjualan di tahun ini sebetulnya menurun,” ucapnya, Minggu, 1 Juni 2025.
Ia mengaku biasanya sudah memasok hewan ke kota sejak awal, namun kali ini belum ada pergerakan signifikan.
Tahun lalu, Apif mampu menjual hingga 100 ekor domba untuk keperluan kurban.
Namun hingga awal Juni 2025, ia baru berhasil menjual sekitar 30 ekor saja.
Hewan-hewan tersebut ia peroleh dari para peternak lokal di sekitar Kecamatan Selaawi, lalu dipasarkan ke sejumlah daerah seperti Rancaekek, Padalarang, hingga Kota Garut.
Berbeda dari pedagang lainnya, Apif memilih strategi pemasaran digital untuk menjangkau pembeli.
Ia tidak hanya mengandalkan lapak fisik, tetapi juga memanfaatkan media sosial seperti Facebook untuk mempromosikan dagangannya.
Baca Juga:Kloter Terakhir Calon Jemaah Haji Asal Kabupaten Garut Sudah DiberangkatkanPulihkan Jalan, Warga Kecamatan Bungbulang Garut Gotong Royong Bersihkan Material Longsor
Selain itu, ia juga menggandeng relasi pribadi untuk memperluas jaringan penjualan.
Dalam menghadapi persaingan pasar dan kondisi ekonomi saat ini, Apif menyebut dirinya selalu memastikan kualitas hewan ternaknya tetap prima sebelum dijual.
Ia juga rutin memperbarui informasi harga pasar, mengingat fluktuasi harga yang sering terjadi menjelang Iduladha.
Untuk tahun ini, harga jual dombanya berkisar antara Rp 3 juta hingga Rp 3,5 juta per ekor.
Jenis ternak yang ia pasarkan pun lebih spesifik, yaitu domba baik jantan maupun betina.
Meski fokus utama penjualannya adalah untuk kebutuhan kurban, Apif juga melayani permintaan untuk keperluan lain seperti aqiqah dan syukuran.
Penurunan penjualan hewan kurban ini turut dibenarkan oleh Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskanak) Kabupaten Garut, Beni Yoga.
Ia menyatakan, daya beli masyarakat terhadap hewan kurban memang mengalami penurunan, terutama di wilayah Kabupaten Garut.
Menurutnya, kondisi ini berkaitan erat dengan pertumbuhan ekonomi yang melambat di beberapa daerah, termasuk Garut, sehingga berdampak langsung pada jumlah masyarakat yang mampu berkurban. (Agi Sugiana)