RADARTASIK.ID – Final Liga Champions di Munich menjanjikan duel yang tak hanya sarat bintang, tapi juga adu strategi.
Wakil Italia, Inter Milan datang sebagai tim yang solid, disiplin, dan berpengalaman menghadapi situasi sulit.
PSG, di sisi lain, tampil eksplosif dan menyerang, berkat tangan dingin Luis Enrique.
Baca Juga:3 Syarat yang Diminta Gasperini untuk Gabung AS RomaIngin "Italiakan" Kembali AC Milan, Allegri Minta Datangkan Rekan Jay Idzes di Venezia
Namun, di balik kilau bintang Paris, tersimpan celah yang bisa dimanfaatkan oleh Inter untuk menundukkan PSG di partai puncak.
1. Serang Lewat Sayap
PSG punya masalah klasik di era Luis Enrique: winger ofensif seperti Barcola dan Kvaratskhelia jarang membantu bertahan.
Hal ini membuat full-back seperti Hakimi dan Mendes sering dibiarkan berduel satu lawan satu tanpa perlindungan yang bisa dimanfaatkan Inter dengan maksimal.
Caranya, dua bek sayap seperti Dimarco dan Dumfries harus aktif naik, tapi juga cermat.
Ciptakan overload di sisi sayap, lalu lepaskan umpan silang ke kotak penalti tempat Lautaro dan Thuram menunggu.
Anak asuh Inzaghi juga jangan ragu melepaskan umpan silang datar ke kotak 6–12 meter, zona favorit Barella dan Mkhitaryan.
2. Kunci Vitinha – Putus Sumber Kreativitas
Segala alur permainan PSG hampir selalu melewati Vitinha. Gelandang asal Portugal ini adalah pengatur tempo, penentu arah serangan, dan jembatan antara lini belakang dan depan.
Baca Juga:Head to Head PSG vs Inter Milan: Final Liga Champions Laga Resmi Perdana Kedua TimMengapa Keputusan AC Milan Gaet Allegri Paksa Presiden Inter Pertahankan Inzaghi
Inter harus menugaskan pemain seperti Barella untuk terus menekan Vitinha membuatnya tidak nyaman saat menerima bola dan membatasi ruang geraknya.
Saat distribusi dari Vitinha macet, PSG sering kehilangan arah dan memilih spekulasi yang bisa menjadi keuntungan Nerazzurri.
3. Hindari Serangan Balik – Atur Struktur Saat Menyerang
PSG sangat mematikan dalam transisi. Barcola, Dembélé, dan Kvara akan menghukum siapa pun yang kehilangan bola di daerah pertahan sendiri.
Solusi Inter, pertama jangan menyerang dengan terlalu banyak pemain dan pastikan lini kedua tetap dijaga oleh Calhanoglu dan salah satu bek tengah.
Siapkan penjagaan preventif terhadap Dembélé dan Kvara, bahkan saat Inter sedang menyerang.
4. Manfaatkan Bola Mati – Senjata Tersembunyi
Di pertandingan ketat seperti final, bola mati sering jadi pembeda. Apalagi PSG bukan tim yang solid dalam mengawal bola-bola udara di kotak penalti.