Berikut latar belakang taktik dari para kandidat pelatih Atalanta yang tengah dipertimbangkan untuk menggantikan Gian Piero Gasperini.
1. Stefano Pioli
Gaya: 4-2-3-1 fleksibel, adaptif, berbasis transisi cepat
Pioli dikenal dengan pendekatan taktis yang seimbang. Saat membawa AC Milan juara Serie A 2021/22, ia menekankan pressing tinggi, permainan melebar, dan fleksibilitas dalam serangan.
Pioli juga terbuka terhadap penyesuaian taktik sesuai lawan, menjadikannya pelatih yang pragmatis namun progresif.
Ia unggul dalam mengembangkan pemain muda dan membangun kolektivitas tim.
2. Maurizio Sarri
Gaya: 4-3-3 berbasis penguasaan bola (possession football)
Baca Juga:Gaji Rp114 Miliar Buat Conte Batal Kembali ke Juventus, AC Milan Resmi Berpisah dengan ConceicaoIntip Kekuatan dan Gaya Bermain PSG, Calon Lawan Inter Milan di Final Liga Champions
Sarri adalah penganut “Sarriball” — permainan cepat dari kaki ke kaki dengan rotasi antar lini yang intens.
Ia menuntut presisi tinggi dalam pergerakan dan pengambilan keputusan dan cocok untuk tim dengan teknikalitas tinggi, tapi butuh waktu untuk adaptasi.
Sarri sukses besar di Napoli, juga sempat mempersembahkan gelar Liga Europa untuk Chelsea dan Scudetto untuk Juventus.
3. Raffaele Palladino
Gaya: 3-4-2-1 progresif, warisan dari Gasperini
Sebagai eks anak didik Gasperini, Palladino mengusung sistem tiga bek dengan pendekatan proaktif dan vertikal.
Saat di Monza dan Fiorentina, ia memperlihatkan keberanian bermain terbuka dan menekan tinggi.
Masih muda dan belum berpengalaman di Eropa, tapi potensinya menjanjikan jika diberi waktu.
4. Francesco Farioli
Gaya: 4-2-3-1 atau 4-3-3 dengan pendekatan modern berbasis ball-playing
Baca Juga:Kecewa Dikhianati Claudio Lotito, Romagnoli Tinggalkan LazioConte Bertahan di Napoli, Simone Inzaghi Diprediksi Gabung Juventus
Farioli adalah pelatih muda yang menonjol di Ajax dan sebelumnya di Ligue 1. Ia menekankan penguasaan bola dengan permainan pendek yang terstruktur dari belakang.
Filosofinya banyak terinspirasi dari Pep Guardiola dan Roberto De Zerbi dan sangat cocok untuk proyek jangka panjang dengan pembinaan pemain muda.
5. Thiago Motta
Gaya: 4-2-3-1 atau 4-3-2-1, pressing tinggi dan kontrol lini tengah
Motta membawa Bologna ke zona Liga Champions musim ini dengan sepak bola yang agresif dan rapi.
Ia memadukan organisasi defensif kuat dengan permainan progresif meski gagal di Juventus.
Motta juga pernah mengatakan bahwa ia suka tim yang “mendominasi tanpa menguasai bola terlalu lama” — efisien dan efektif.