TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Tasikmalaya terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, terhitung sejak 1 Januari hingga 21 Mei 2025, tercatat sebanyak 359 kasus DBD terjadi di seluruh wilayah kota.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, dr Uus Supangat, mengungkapkan bahwa seluruh kecamatan di Kota Tasikmalaya telah melaporkan adanya kasus DBD, menandakan penyebaran virus dengue yang meluas.
“Sebaran kasus DBD sudah mencakup semua kecamatan. Kami mencatat Kecamatan Mangkubumi dengan jumlah tertinggi, yaitu 64 kasus, disusul Kecamatan Kawalu 61 kasus, dan Kecamatan Cibeureum 43 kasus,” ujar Uus, Jumat (30/5/2025).
Baca Juga:Kemenag Kota Tasikmalaya Minta Infak ke Guru Madrasah, Kasi Penmad: Kita Tidak Memaksa!Sengketa PSU Tasikmalaya Tuntas, GAM Ajak Masyarakat Kawal Pemenangan Cecep-Asep!
Dia menjelaskan bahwa dari total 69 kelurahan di Kota Tasikmalaya, sebagian besar telah melaporkan adanya kasus DBD. Beberapa kelurahan dengan jumlah kasus tertinggi antara lain Sambongjaya (17 kasus), Kersamenak (15 kasus), Tuguraja (15 kasus), dan Kahuripan (13 kasus).
“Wilayah kelurahan yang paling banyak menyumbang kasus menunjukkan bahwa lingkungan dan kebersihan masih menjadi tantangan utama. Kami terus mengingatkan masyarakat untuk melakukan 3M: Menguras, Menutup, dan Mendaur ulang barang bekas yang bisa menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk,” paparnya menjelaskan.
Kelurahan tanpa kasus DBD saat ini hanya tersisa enam wilayah, yakni Setiajaya, Urug, Cibunigeulis, Sukamenak, Singkup, Sukajaya Bungursari, dan Yudanegara.
Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, kata Uus, akan terus memperkuat upaya pencegahan dan pengendalian DBD melalui sosialisasi, fogging fokus, serta pemberdayaan kader jumantik di tiap kelurahan.
“Kami imbau seluruh warga untuk berperan aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan dan waspada terhadap gejala DBD, seperti demam tinggi mendadak, nyeri otot dan tulang, serta munculnya bintik merah pada kulit,” tegasnya.
Dari jumlah data tersebut, Uus menyatakan tidak ada korban jiwa akibat DBD sejak awal tahun ini. Hanya saja, sampai kemarin, terdapat 4 pasien masih menjalani perawatan dan penanganan medis di rumah sakit.
“Namun tentunya, data ini masih bisa terus berubah, karena DBD ini salah satu penyakit endemik di kita. Jika dibanding tahun lalu, tahun ini kasusnya cenderung menurun,” pungkasnya. (Firgiawan)