Jelang Konferensi PGRI Kota Tasikmalaya, Cecep-Nana Diprediksi Head to Head, Ada Kuda Hitamnya?

Kandidat ketua PGRI Kota Tasikmalaya
Cecep Susilawan dan Nana Hermawan
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Menjelang pelaksanaan konferensi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Tasikmalaya pada Sabtu (31/5/2025) besok, dinamika pemilihan ketua mulai menghangat.

Dari lima nama yang mengemuka, dua kandidat disebut-sebut akan bersaing ketat dalam perebutan posisi strategis ini, yakni Cecep Susilawan dan Nana Hermawan.

Cecep merupakan Kepala Bidang GTK di Dinas Pendidikan sekaligus Ketua PGRI Cabang Tawang. Sedangkan Hermawan merupakan Ketua K3S Kota Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) SD Kota Tasikmalaya sekaligus Kepala SDN Sindanggalih.

Baca Juga:Kemenag Kota Tasikmalaya Minta Infak ke Guru Madrasah, Kasi Penmad: Kita Tidak Memaksa!Sengketa PSU Tasikmalaya Tuntas, GAM Ajak Masyarakat Kawal Pemenangan Cecep-Asep!

Sementara itu, selain Cecep dan Nana, dari wilayah Tawang juga ada sosok lain yang bisa saja menjadi “kuda hitam” saat pemilihan ketua nanti. Ia adalah Yonandi, Kepala SMAN 1 Tasikmalaya yang dikenal memiliki jejaring cukup luas dan mumpuni.

Sekretaris PGRI Kota Tasikmalaya, Pudin Hidayat, menyebut keduanya sebagai figur kuat yang sama-sama memiliki kekuatan basis dan dukungan dari berbagai cabang.

“Perkembangan saat ini jelas, Cecep tiada tanding. Cecep adalah The Best Rank pertama,” ungkap Pudin kepada Radar, Rabu (28/5/2025).

Namun demikian, ia menambahkan bahwa tren elektabilitas Nana Hermawan juga tidak bisa dipandang remeh. “Perkembangan saat ini yang dimotori oleh saudara Nana Hermawan secara bertahap, regularly, terus rating-nya meningkat,” ujarnya.

Pudin memprediksi kompetisi akan mengerucut menjadi duel langsung antara Cecep dan Nana.

Namun ia tak menutup kemungkinan munculnya kolaborasi di antara keduanya. “Tapi kolaborasinya itu seharusnya tidak muncul pada hari H. Harusnya dari sekarang,” tegasnya, seraya menyinggung pentingnya peran F2 atau posisi wakil ketua dalam struktur kepengurusan PGRI.

Menurutnya, saat ini setiap kandidat sudah memiliki figur F2 masing-masing yang tidak bisa begitu saja digabungkan pasca hasil akhir pemilihan.

Baca Juga:Motorola Edge 60 Resmi Dirilis: RAM Hingga 12GB dan Fitur AI Canggih, Segini Harganya di ShopeeGara-Gara Kemendagri, Rotasi Mutasi di Pemkot Tasikmalaya Terbengkalai!

“Nana sudah membangun F2 dan Cecep juga sudah membangun F2, kemudian di sana ah da Cecep mun eleh bade jadi wakil, tidak bisa. Ah Nana lamun eleh bade jadi wakil tidak bisa,” ujarnya mencontohkan.

Lebih jauh, Pudin menyoroti peran cabang dalam menentukan arah dukungan. Ia mengatakan bahwa suara pemilih berada di tangan ranting dan cabang, yang memiliki pengaruh dalam menentukan pasangan F1-F2.

0 Komentar