TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID — Polres Tasikmalaya tengah mendalami insiden keracunan massal yang menimpa sejumlah siswa dan guru di salah satu SMA swasta di Desa Cintabodas, Kecamatan Culamega, Kabupaten Tasikmalaya. Peristiwa ini memicu keprihatinan publik setelah 19 orang mengalami gejala keracunan usai menyantap cilok.
Kasat Reskrim Polres Tasikmalaya, AKP Ridwan Budiarta mengatakan, dugaan awal menyebut bahwa cilok yang dikonsumsi oleh para korban telah disimpan terlalu lama sebelum akhirnya dikonsumsi. Makanan tersebut dibuat pada Sabtu, 24 Mei 2025, oleh dua orang siswa dan seorang guru, kemudian disimpan di lemari pendingin.
Kemudian, kata dia, cilok tersebut baru dimasak dan disantap bersama pada Minggu malam, 25 Mei 2025.
Baca Juga:Pembangunan Jalan di Desa Sukamaju Tasikmalaya Mulai Direalisasikan, 435 Meter Jalan Diperbaiki dari Dana DesaOpen Bidding Paling Tepat, Banyak Pejabat Potensial yang Bisa Mengisi Jabatan Sekda Kabupaten Tasikmalaya
“Ciloknya dibuat hari Sabtu, disimpan dalam kulkas, baru dimasak dan dimakan keesokan harinya. Nah, gejala mulai dirasakan Senin,” ungkap AKP Ridwan saat memberikan keterangan kepada wartawan, Selasa 27 Mei 2025.
Selain cilok, para siswa juga menyantap sambal kemasan sebagai pelengkap. Sambal tersebut tidak melalui proses pemanasan ulang, melainkan langsung dikonsumsi bersama cilok.
Berdasarkan data yang dihimpun pihak kepolisian, sebanyak 34 siswa sempat mengonsumsi makanan tersebut. Namun, hanya 19 orang yang mengalami gejala keracunan, seperti mual, sakit kepala, demam tinggi, serta keluhan pada saluran pencernaan.
Perbedaan jumlah korban ini, menurut AKP Ridwan, kemungkinan dipengaruhi oleh daya tahan tubuh masing-masing siswa.
“Ada yang sempat sarapan terlebih dahulu sebelum makan cilok, dan ada juga yang tidak. Kondisi fisik saat itu bisa memengaruhi respon tubuh terhadap makanan yang dikonsumsi,” jelasnya.
Hingga kini, pihak kepolisian belum dapat memastikan secara pasti apakah sumber keracunan berasal dari cilok, sambal kemasan, atau faktor lain. Untuk itu, sampel makanan serta sampel feses korban telah dikirim untuk diuji di laboratorium. Hasil uji ini diharapkan dapat memberi kepastian mengenai penyebab keracunan.
“Kami masih menunggu hasil laboratorium. Belum bisa dipastikan apakah penyebabnya dari cilok atau dari sambalnya,” ujar Ridwan.
Baca Juga:Komisi II Bersih-Bersih Gebu, Kompleks Setda Kabupaten Tasikmalaya Harus Bersih dan Tertata RapiVillarreal vs Osasuna di Liga Spanyol: Perebutan Tiket Liga Champions
Sementara itu, Kepala Puskesmas Culamega, Asep, mengatakan bahwa dari total 19 korban, 13 orang masih menjalani perawatan medis di puskesmas setempat. Enam korban lainnya telah diperbolehkan pulang karena kondisi mereka sudah membaik.