TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Pengurangan produksi sampah di Kota Tasikmalaya masih belum ideal. Meskipun bertahap, produktivitas bank sampah tidak mudah untuk berkembang.
Penyelesaian masalah sampah tidak cukup hanya dengan distribusi pengangkutan ke Tempat Penampungan Akhir (TPA). Justru langkah pengurangan jauh lebih penting dan berdampak positif untuk lingkungan.
Hal itu diakui oleh Kabid Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tasikmalaya Feri Arif Maulana. Di mana pola pikir masyarakat bahwa kebersihan lingkungan solusinya sampah dibuang untuk diangkut ke TPA. “Mindset masyarakat masih melekat bahwa solusi sampah itu ya dibuang,” ungkapnya kepada Radar, Senin (26/5/2025).
Baca Juga:PEMILIHAN! Ketua PGRI Harus Punya Rekam Jejak yang Bisa Diteladani, Jauh dari Pungutan dan Tidak Main UangPenundaan Bahasan Alfamidi Ilegal Menambah Citra Buruk Pemkot Tasikmalaya
Tahun 2024 kemarin, pengurangan sampah di Kota Tasikmalaya dari estimasi total 300 ton baru di angka 16%. Tahun ini ditargetkan pengurangan sampah bisa mencapai 30%. “Memang bukan hal mudah, tapi terus kita upayakan,” ucapnya.
Kesadaran akan pengurangan sampah menurutnya masih sebagian kecil yang menyadari. Apalagi beragam produk saat ini tidak lepas dari bungkus plastik dari mulai UMKM sampai pabrikan. “Tapi kita terus edukasi masyarakat untuk terbiasa mengurangi produksi sampah, khususnya sampah plastik,” ucapnya.
Beberapa langkah yang sudah berjalan dalam upaya pengurangan produksi sampah di antara pembentukan Bank Sampah. Di mana tercatat saat ini ada 65 yang aktif dan selalu melaporkan kegiatannya. “Tapi ada juga bank sampah yang memang belum masuk data kami,” ujarnya.
Pasalnya, kata Feri, pelaksanaan bank sampah bukanlah hal mudah karena perlu pembiasaan. Apalagi jika tujuannya murni karena ekonomi, hal itu akan berat apalagi di awal perjalanan. “Ada saja bank sampah yang kesulitan menjaga konsistensinya, karena tujuan utamanya masih ekonomi bukan kebersihan lingkungan,” katanya.
Padahal bank sampah cukup diandalkan dalam pengurangan sampah plastik. Namun sementara ini, dalam sebulan saja pengurangan produksi sampah melalui bank sampah baru di angka 0.2%. “Dalam sebulan itu sekitar 16 ribuan pengurangan dari bank sampah,” katanya.
Namun jumlah tersebut belum termasuk pengurangan melalui aktivitas informal seperti tukang rongsok. Menurutnya realita di lapangan, pengurangan lebih dari apa yang tercatat.(rangga jatnika)